Musi Online | Bupati Muara Enim Minta PLTU Sumsel-8 Alokasikan Listrik Khusus untuk Warga: Byarpet Menghambat Pembangunan
Korpri
Home        Berita        Seputar Musi

Bupati Muara Enim Minta PLTU Sumsel-8 Alokasikan Listrik Khusus untuk Warga: Byarpet Menghambat Pembangunan

Musi Online
https://musionline.co.id 14 May 2025 @18:51
Bupati Muara Enim Minta PLTU Sumsel-8 Alokasikan Listrik Khusus untuk Warga: Byarpet Menghambat Pembangunan
Bupati Muara Enim Minta PLTU Sumsel-8 Alokasikan Listrik Khusus untuk Warga: Byarpet Menghambat Pembangunan.

Musionline.co.id, Muara Enim – Bupati Muara Enim, H. Edison, melontarkan permintaan tegas kepada perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8 (PLTU MT Sumsel-8) atau PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) agar mengalokasikan listrik khusus bagi masyarakat Kabupaten Muara Enim. 
Permintaan tersebut disampaikan langsung saat menerima kunjungan jajaran manajemen PLTU Sumsel-8 yang dipimpin Direktur Utama PT HBAP, Mr. Gu Qiucheng, di Balai Agung Serasan Sekundang (BASS), beberapa hari yang lalu.
Permintaan ini bukan tanpa alasan. 
Meski menjadi daerah penghasil batu bara terbesar di Sumatera Selatan dan menjadi lokasi berdirinya sejumlah pembangkit listrik, warga Muara Enim masih sering mengalami pemadaman listrik atau yang dikenal dengan istilah byarpet. 
Kondisi ini sangat ironis dan menjadi keluhan utama masyarakat di berbagai kecamatan, termasuk di wilayah yang berdekatan langsung dengan pusat produksi energi.
Ironi Daerah Energi yang Gelap
Bupati Edison mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. 
Ia menilai bahwa keberadaan pembangkit listrik skala besar di wilayah Muara Enim seharusnya menjadi jaminan atas ketersediaan energi listrik bagi masyarakat sekitar. 
Namun kenyataannya, hal itu belum sepenuhnya dirasakan.
“Kita ini daerah penghasil batu bara dan memiliki beberapa pembangkit listrik, tapi masih byarpet. Ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi rakyat. Mereka bertanya-tanya, kenapa daerah penghasil energi justru gelap?” ujar Edison.
Menurutnya, pemadaman listrik tidak hanya meresahkan masyarakat secara umum, tapi juga berdampak langsung terhadap sektor ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik. 
Aktivitas usaha rumahan, UMKM, perkantoran, dan layanan kesehatan kerap terganggu karena suplai listrik yang tidak stabil.
Misi MEMBARA: Listrik Stabil untuk Semua
Dalam visi dan misi pembangunan yang dikenal dengan sebutan Muara Enim Bangkit Rakyat Sejahtera (MEMBARA), Edison menjadikan persoalan kelistrikan sebagai salah satu fokus utama. 
Ia bertekad menjadikan Muara Enim sebagai wilayah bebas pemadaman listrik dan mendorong agar perusahaan-perusahaan energi yang beroperasi di daerahnya menunjukkan kepedulian sosial yang konkret.
“Gangguan listrik ini jelas menghambat pembangunan. Kami tidak hanya ingin menjadi lumbung energi nasional, tapi rakyat kami juga harus menjadi bagian dari kesejahteraan energi itu,” tegas Edison.
Untuk itu, ia meminta agar PT HBAP dapat mempertimbangkan skema alokasi khusus listrik yang diperuntukkan langsung bagi kebutuhan masyarakat lokal, khususnya di wilayah terdampak dan berdekatan dengan PLTU Sumsel-8.
Dorongan untuk Koordinasi dengan Pemerintah Pusat
Bupati Edison juga menyatakan kesiapan Pemerintah Kabupaten Muara Enim untuk berkolaborasi lebih intens dengan PLTU Sumsel-8, termasuk dalam menjalin koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 
Tujuannya jelas, yakni mengupayakan agar kebijakan nasional terkait distribusi dan alokasi energi listrik lebih berpihak kepada daerah penghasil energi.
“Kami siap duduk bersama dan mengawal ini hingga ke pemerintah pusat. Jangan sampai masyarakat kami terus menjadi korban dari kebijakan yang tidak adil dalam distribusi listrik,” tandasnya.
Koordinasi yang solid diharapkan mampu membuka jalan bagi revisi kebijakan teknis atau bahkan lahirnya peraturan baru yang mengatur mekanisme khusus untuk wilayah penghasil energi.
Tenaga Kerja Lokal Jadi Prioritas
Di luar isu kelistrikan, Edison juga menyinggung persoalan ketenagakerjaan. 
Ia meminta kepada PT HBAP agar lebih memprioritaskan perekrutan tenaga kerja lokal. 
Menurutnya, keberadaan perusahaan skala besar harus mampu menekan angka pengangguran di wilayah sekitar, bukan justru sebaliknya.
“Perusahaan besar harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya mengeruk sumber daya. Rekrutlah tenaga kerja lokal agar masyarakat mendapatkan manfaat langsung dari investasi di daerah ini,” ucapnya.
Langkah ini juga selaras dengan program pemberdayaan ekonomi lokal yang tengah digencarkan Pemerintah Kabupaten Muara Enim, di mana keterlibatan masyarakat dalam sektor industri energi menjadi aspek penting dalam pembangunan inklusif.
Pemanfaatan Limbah FABA: Peluang Ekonomi Baru
Satu hal penting yang turut disoroti Edison adalah pemanfaatan FABA (Fly Ash dan Bottom Ash), yaitu limbah hasil pembakaran batu bara. 
Ia berharap pengelolaan limbah ini tidak hanya dijadikan beban lingkungan, tetapi diubah menjadi peluang ekonomi baru yang bisa melibatkan masyarakat sekitar.
“FABA itu bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan, paving block, beton ringan dan lainnya. Ini bisa jadi ladang usaha jika dikelola dengan baik dan melibatkan warga,” ujarnya.
Bupati berharap perusahaan membuka ruang kolaborasi dengan koperasi lokal, pelaku UMKM, dan pengusaha muda untuk mengembangkan inovasi pemanfaatan limbah industri secara produktif dan ramah lingkungan.
Respons dan Komitmen Perusahaan
Sementara itu, Direktur Utama PT HBAP, Mr. Gu Qiucheng, menyambut baik masukan dan permintaan Bupati Muara Enim. 
Ia menyampaikan komitmen perusahaan untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, serta mempertimbangkan berbagai masukan tersebut sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Kami sangat menghargai dialog terbuka seperti ini. Masukan dari pemerintah dan masyarakat sangat penting bagi kami untuk terus berbenah dan memberikan manfaat nyata bagi lingkungan sekitar,” ungkap Mr. Gu.
Pihak PT HBAP juga menjanjikan evaluasi internal terhadap aspek distribusi tenaga kerja, pengelolaan limbah, serta kemungkinan alokasi pasokan listrik lokal dengan tetap berpedoman pada kebijakan teknis dan regulasi dari PLN serta pemerintah pusat.
Saatnya Masyarakat Penghasil Energi Menikmati Terang
Permintaan Bupati Muara Enim agar PLTU Sumsel-8 mengalokasikan listrik khusus untuk masyarakat adalah refleksi dari kegelisahan rakyat di daerah penghasil energi. 
Sudah saatnya ketimpangan antara lokasi produksi dan distribusi energi diperbaiki. Daerah penghasil energi seperti Muara Enim harus mendapat prioritas dalam akses listrik yang stabil dan berkeadilan.
Langkah Edison bukan hanya seruan semata, melainkan panggilan moral bagi semua pihak—pemerintah pusat, perusahaan, dan pemangku kepentingan—untuk menyusun ulang skema keadilan energi nasional. 
Dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, Muara Enim dapat benar-benar bangkit dan rakyatnya sejahtera, sesuai cita-cita besar program MEMBARA.



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Maroko
Top