Musi Online | Senjata Tradisional Khas Sumatera Selatan
Home        Berita        Ruang Seni Budaya

Senjata Tradisional Khas Sumatera Selatan

Musi Online
https://musionline.co.id 03 August 2021 @09:30 11453 x dibaca
Senjata Tradisional Khas Sumatera Selatan

Musionline.co.id - Ada beberapa senjata adat Sumatera Selatan (Sumsel) yang dikenal masyarakat karena masih eksis sampai sekarang. Keberadaan senjata tradisional ini bisa dimengerti sebagai warisan zaman kerajaan. Selain senjata, Sumsel juga memiliki berbagai peninggalan sejarah yang terwujud ataupun yang tidak terwujud dan juga budaya yang kuat.

Senjata tradisional Sumsel adalah senjata yang bentuk dan fungsinya masih merupakan peninggalan zaman kerajaan, namun kini masih diproduksi sehingga mengalami pergeseran makna.

Namun tidak semua senjata Sumsel merupakan peninggalan sejarah karena hingga saat ini masih aktif diproduksi oleh sebagian masyarakat hingga sekarang.

Berikut senjata tradisional khas Sumsel. diantaranya :

Keris Palembang

Di Nusantara, khususnya daerah bekas kerajaan biasanya memiliki senjata khas berupa keris. Keris ini berkaitan dengan sejarah perkembangan kerajaan-kerajaan Nusantara ketika itu.

Perbedaan keris Palembang dengan daerah lainnya adalah keris Palembang memiliki lekukan ganjil misalnya 7, 9 atau 13 lekukan. Pembuatannya keris ini ditempa dengan tiga unsur logam yakni besi, pamor dan baja. Ciri khas lainnya yakni di dalam keris ini terdapat gagang keris dari kayu keras atau gading dengan bentuk yang mirip dengan kepala burung. Bentuk tersebut sebenarnya merupakan ciri khas Melayu.

Hal lainnya yang membuat unik, sarung keris atau warangka berbentuk seperti perahu bidar. Bentuk tersebut menjadi simbol kedaulatan Kesultanan Palembang sebagai kerajaan maritim yang pernah berkuasa.

Dulu, keris ini juga merupakan simbol kebangsawanan dan menjadi salah satu ritual keagamaan dan bentuk legitimasi kekuasaan. Hingga saat ini, keris masih banyak digunakan sebagai aksesoris melengkapi pakaian adat tradisional Sumatera Selatan.

Tombak Trisula

Senjata tradisional tombak trisula dianggap paling kuat memiliki unsur sejarah dan mitologinya dibandingkan dengan senjata tradisional Sumsel lainnya. Sebagaimana keris, tombak trisula yang terdapat di berbagai daerah di Nusantara, ternyata juga merupakan salah satu senjata tradisional Sumsel.

Belum diketahui sejak kapan masyarakat Sumsel menggunakan tombak trisula. Namun beberapa sejarawan meyakini, bahwa perkembangan penggunaan tombak trisula beriringan dengan perkembangan ajaran Hindu di Sumsel pada masa kerajaan Sriwijaya. Hal ini dikarenakan senjata trisula merupakan senjata pegangan dewa siwa, salah satu dewa dari dewa trimurti yang disembah oleh masyarakat Hindu.

Keunikan trisula Palembang dengan trisula lainnya, yakni terdapat pada kedua sisinya. Di bagian mata tombak memiliki tiga ujung lancip dan sisi lainnya tumpul. Karena itu, tombak trisula ini sangat tajam.

Kini, tombak trisula sering kali menjadi ikon budaya Provinsi Sumsel. Tombak ini memiliki panjang sekitar 180 cm yang dulu sering digunakan oleh prajurit kerajaan Sriwijaya sebagai senjata utama. Senjata ini ditelusuri dari segi arkeologi dan para ahli menyebutkan, jika senjata ini mulai dikenal sejak Hindu Siwa masuk ke Nusantara.

Skin

Skin atau disebut juga dengan jembio, atau taji ayam atau rambai ayam. Hal ini dikarenakan senjata skin ini memiliki bentuk yang mirip dengan ekor atau taji ayam jantan. Skin merupakan senjata tusuk yang bentuknya berupa pisau genggam pendek dengan bilah runcing dan melengkung.

Senjata ini muncul oleh adanya akulturasi budaya antara budaya tionghoa dan budaya melayu. Umumnya senjata ini dibuat oleh pandai besi dengan panjang sekitar 25-30 cm dan 10-15 cm bentuk taji ayamnya.

Dilihat dari segi budaya, senjata ini memiliki banyak simbol kemanusiaan seperti kesabaran, ketelitian, ketekunan dan lain sebagainya.

Senjata ini berbentuk melengkung terbuat dari baja yang berkualitas tinggi yang nampak seperti Kerambit khas Sumatera Barat (Sumbar) dengan ukuran yang lebih kecil. Pegangan skin ini terbuat dari kayu dengan dilengkapi dengan baut, atau bisa juga direkatkan pada bilah yang kurang tajam. Di ujung pegangan lainnya terdapat lubang agar muda dipegang dengan jari. Senjata ini digunakan dalam jarak dekat yang biasanya digunakan dalam keadaan mendesak.

Kudhok

Senjata ini berupa pisau kecil yang bentuknya mirip dengan badik Lampung. Bilah Kudhok dibuat dari logam berkualitas dan gagang serta sarungnya dibuat dari kayu jati, kayu nangka dan bisa juga dibuat dari kayu ghumai.

Kudhok mempunyai beberapa jenis, tetapi jenis yang paling digemari adalah kudhok jenis betelk, gerahang, luncu dan kudhok berbentuk rambai ayam. Dalam proses pembuatan kudhok, tahap pembakaran dan menempa menjadi tahap yang paling memakan waktu. Kini senjata ini banyak dijual sebagai cinderamata. (***)

 



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Sumsel Maju
Maroko
Top