"Jika raga/jasad mati, tinggal dikubur. Namun jika hati yang mati, jahatnya menggunakan akal. Manusia yang memiliki hati yang sakit, tidak tenteram, was-was, cemas, dan tidak menikmati hidup. Tapi hati yang sehat, inilah manusia yang mulia. Kuncinya, tekad dan semangat untuk berubah dengan hidup yang syar'i. Mencari halalal toyiban, Insya Allah Husnul Khotimah"
(KH Kholid Mawardi)
Musionline.co.id - Dalam diri manusia ada segumpal daging, kalau itu baik, maka baiklah semuanya. Namun jika buruk, maka buruklah semuanya. Itulah yang dinamakan hati.
Menurut KH Kholid Mawardi, ada tiga jenis hati manusia. Pertama qolbun mayyit atau hati yang mati, kedua qolbun maridh atau hati yang sakit, dan ketiga qolbun salim atau hati yang sehat.
"Qolbun mayyit atau hati yang mati, lebih berbahaya dari jasad atau raga yang mati. Jika raga/jasad mati, tinggal dikuburkan. Namun jika hati yang mati, otaknya masih hidup. Otaknya berpikir, namun hatinya mati," ujarnya.
Dilanjutkannya, manusia yang hatinya mati bisa melakukan apa saja dengan pikiran atau otaknya, walaupun yang dilakukannya itu salah. Kenapa melakukan yang salah, namun benar menurut pikirannya, karena hatinya mati.
"Manusia yang memiliki hati yang mati jahatnya melebihi binatang, sebab jahatnya menggunakan akal," ujarnya lagi.
Qolbun Maridh atau hati yang sakit. Manusia yang memiliki hati yang sakit bisa saja beriman, namun penyakit hatinya banyak.
"Badan berpenyakit saja menderita, apalagi jika hati yang berpenyakit. Manusia yang memiliki hati yang sakit ini, tidak pernah tenteram, was-was, cemas, galau, dan tidak menikmati hidupnya," jelas KH Kholid Mawardi.
Qolbun Salim atau hati yang sehat. Inilah manusia yang hatinya bersih dan mulia. Manusia yang bahagia hidupnya karena hatinya tidak ada penyakit, apalagi mati.
Akhirnya, KH Kholid Mawardi membuka kunci untuk menyehatkan hati yang mati dan sakit tadi. Apa kuncinya?
"Tekad dan semangat untuk berubah dengan hidup yang syar'i. Mencari halalal toyiban, Insya Allah Husnul Khotimah," ungkapnya. (***)