Musi Online https://musionline.co.id 30 July 2025 @19:00 19 x dibaca 
AMSI Kecam Teror Terhadap Media di Kepri, Modus Orderan Fiktif Ojek Online.
Musionline.co.id, Batam - Dunia pers kembali mendapat ancaman serius. Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas rangkaian aksi teror digital yang menargetkan sejumlah kantor media di Provinsi Kepulauan Riau.
Teror dilakukan dengan modus pemesanan layanan fiktif (order fiktif) melalui aplikasi ojek online, seperti GoSend dan GrabExpress.
Tiga media besar di Kepri, yaitu Batamnews.co.id, Tribun Batam, dan Ulasan Network, menjadi sasaran aksi yang berlangsung beruntun sejak 27 Juli 2025.
AMSI mengecam keras peristiwa tersebut karena dinilai mengancam kebebasan pers dan mengganggu aktivitas jurnalistik harian.
Kronologi Ancaman Digital
Aksi pertama terjadi pada Sabtu pagi, 27 Juli 2025, sekitar pukul 08.00 WIB di kantor redaksi Batamnews.co.id di kawasan Batam Centre.
Tanpa diduga, hampir 100 pengemudi ojek online dari dua platform digital datang secara bersamaan.
Mereka mengaku mendapat pesanan layanan penjemputan dokumen dari akun yang mencantumkan alamat kantor media tersebut, namun dengan nama penerima yang tak dikenal.
Situasi tersebut menimbulkan kepanikan dan kemacetan di sekitar kantor redaksi.
Redaksi juga menyatakan sebelumnya telah menerima email mencurigakan yang berisi ancaman tak langsung terkait pemberitaan.
Masih di hari yang sama, sekitar pukul 23.00 WIB, giliran kantor Tribun Batam di kawasan Batu Ampar yang menjadi target.
Sekitar 20 driver ojol mendatangi lokasi dengan tujuan mengambil dokumen atas nama "Mustopa", yang tidak dikenal oleh staf keamanan maupun karyawan redaksi.
Puncaknya terjadi dua hari kemudian, pada 29 Juli 2025 pukul 10.30 WIB, ketika ratusan driver kembali menyerbu kantor Tribun Batam.
Kali ini, pemesan mencantumkan nama "Munip Nastin Julianto" untuk layanan GoSend dan GoRide. Tujuan pengiriman diarahkan ke Lapangan Tenis Pemko Batam.
Pemimpin Redaksi Tribun Batam, Prawira Maulana, sempat turun langsung untuk menenangkan para driver dan menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah memesan layanan tersebut.
AMSI: Ada Pola Sistematis, Ini Ancaman Nyata
Menanggapi peristiwa ini, AMSI mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut bahwa teror ini bukan kejadian iseng biasa.
AMSI menilai adanya indikasi kuat bahwa aksi ini merupakan bentuk intimidasi terhadap kerja jurnalistik.
"Serangan ini menunjukkan pola yang sistematis dan terstruktur. Patut diduga berkaitan dengan aktivitas jurnalistik yang dilakukan media-media terdampak," tegas AMSI dalam siaran pers yang diterima, Rabu (30/7/2025).
AMSI mendesak Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau untuk segera melakukan investigasi menyeluruh, termasuk melacak akun pemesan, motif aksi, serta kemungkinan keterkaitan dengan pemberitaan media tersebut.
Tak hanya kepada aparat hukum, AMSI juga mendesak platform aplikator seperti Gojek dan Grab untuk mengambil langkah tegas.
Mereka diminta melakukan audit internal, memperkuat sistem keamanan aplikasi, serta mengeluarkan pernyataan terbuka atas insiden penyalahgunaan platform mereka.
"Jika aplikator tak segera bertindak, kepercayaan publik dan keamanan pengguna aplikasi bisa terganggu. Ini bukan hanya menyasar media, tapi juga mengancam ekosistem digital kita secara luas," tambah AMSI.
Dalam pernyataan penutupnya, AMSI menyatakan solidaritas penuh kepada media yang menjadi korban teror digital dan menyerukan kepada seluruh jurnalis Indonesia untuk tidak gentar dalam menjalankan tugas.
"Independensi dan kebersamaan komunitas pers menjadi kekuatan utama dalam melawan intimidasi semacam ini. Jangan sampai ruang demokrasi dan kebebasan pers di negeri ini direduksi oleh teror digital," tutup AMSI.
Kasus ini menjadi alarm bagi semua pihak, terutama di tengah meningkatnya ancaman digital terhadap lembaga-lembaga independen, termasuk media massa.
Masyarakat kini menanti langkah tegas dari aparat dan aplikator digital untuk memastikan peristiwa serupa tidak kembali terjadi. (***)
0 Komentar