Musi Online https://musionline.co.id 03 August 2025 @19:32 46 x dibaca 
Hujan Deras Sebabkan 40 Hektar Lahan Jagung Terendam Banjir di Ogan Ilir, Petani Terancam Gagal Panen.
Musionline.co.id, Ogan Ilir – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Selatan kembali memicu bencana alam di sektor pertanian.
Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Ogan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan debit air meningkat signifikan.
Akibatnya, banjir tak terelakkan dan merendam lahan pertanian milik warga, khususnya di Kabupaten Ogan Ilir.
Salah satu wilayah yang terdampak cukup parah adalah Desa Rantau Sialang, Kecamatan Muara Kuang.
Di desa ini, sedikitnya 40 hektar lahan pertanian jagung pipil milik Kelompok Tani setempat terendam air, membuat para petani cemas akan ancaman gagal panen.
Tanaman jagung tersebut merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional, dan seluruh bibitnya berasal dari bantuan resmi Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Ilir.
Kerusakan yang terjadi berpotensi besar mengganggu target produksi jagung daerah dalam beberapa bulan ke depan.
Kapolsek Muara Kuang, Iptu Rangga Saputra, saat dikonfirmasi pada Minggu (3/8/2025), menyatakan bahwa pihaknya telah turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi lahan yang terdampak banjir.
“Personel kami telah mengecek langsung ke lapangan pada hari Sabtu kemarin. Kami memastikan situasi tetap aman dan kondusif meskipun banyak lahan pertanian yang terendam air,” ujar Iptu Rangga.
Menurutnya, tanaman jagung yang terendam berada pada masa tanam bervariasi, mulai dari usia dua minggu hingga satu bulan, yang merupakan fase rentan terhadap kerusakan akibat genangan air.
“Jika banjir bertahan dalam waktu lama, sangat mungkin tanaman mengalami busuk akar hingga mati,” tambahnya.
Ia juga mengimbau warga agar tetap waspada, mengingat curah hujan tinggi diprediksi masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, terutama di wilayah hulu Sungai Ogan yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
“Kami mengimbau warga untuk selalu siaga menghadapi potensi banjir susulan. Barang-barang penting dan hewan ternak sebaiknya diamankan lebih awal. Keselamatan adalah yang utama, apalagi saat melintasi jalan yang rawan tergenang,” ujar Iptu Rangga.
Sementara itu, salah satu petani dari Kelompok Tani Rantau Sialang, Sudirman, mengungkapkan kekhawatirannya atas dampak banjir terhadap penghidupan mereka.
“Kami baru menanam sekitar tiga minggu lalu. Kalau banjir ini lama surutnya, habis sudah semua. Modal dari pinjaman koperasi pun bisa hilang begitu saja,” ucap Sudirman dengan wajah murung.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Ilir, saat dikonfirmasi terpisah, mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan langkah-langkah mitigasi, termasuk pendataan kerugian dan kemungkinan pemberian bantuan pasca-banjir.
“Kami terus memantau dan akan berkoordinasi dengan BPBD serta pemerintah provinsi untuk langkah penanggulangan. Kalau memang ada kerusakan massal, tentu akan ada langkah tindak lanjut,” jelas pejabat tersebut yang enggan disebutkan namanya.
Fenomena banjir yang berdampak pada sektor pertanian ini menjadi peringatan penting mengenai perlunya penataan sistem drainase pertanian, serta pembangunan tanggul-tanggul pengaman di daerah rawan banjir.
Dampak ekonomi dari bencana ini tidak hanya dirasakan petani, namun juga berpotensi memengaruhi harga jagung lokal dalam beberapa bulan ke depan apabila pasokan terganggu secara signifikan.
Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk memberikan bantuan cepat dan solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap musim hujan tiba. (***)
0 Komentar