Musi Online https://musionline.co.id 06 August 2025 @18:46 42 x dibaca 
Petani Karet Diserang Beruang di Musi Rawas, Luka Parah di Kepala dan Kaki: Serangan Ketiga di Desa Ciptodadi II.
Musionline.co.id, Musi Rawas – Serangan hewan buas kembali menggemparkan warga Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Seorang petani karet bernama Pujianto (45), warga Air Beliti (Banpres), Kecamatan Tuah Negeri, mengalami luka serius setelah diserang seekor beruang saat sedang menyadap karet di Desa Ciptodadi II, Kecamatan Sukakarya, Rabu (6/8/2025) pagi.
Insiden mencekam ini terjadi sekitar pukul 09.00 WIB di area kebun karet yang terletak di antara Dusun 4 dan Dusun 5, sekitar 30 menit dari permukiman warga.
Korban ditemukan dalam kondisi terkapar dan tidak sadarkan diri oleh warga sekitar yang tengah melintas.
Luka parah terlihat jelas di bagian kening, kaki, dan perut yang diduga akibat cakaran serta gigitan hewan buas.
Menurut Riski, Sekretaris Desa (Sekdes) Ciptodadi II, serangan beruang ini bukanlah yang pertama terjadi di wilayah mereka.
"Korban ditemukan oleh warga dalam keadaan tak sadarkan diri, dengan luka serius. Dari bekas luka dan keterangan warga sekitar, kuat dugaan ini ulah beruang yang sebelumnya juga telah menyerang warga di kebun karet," ujarnya.
Dibawa ke Rumah Sakit Rujukan
Pujianto sempat dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Namun karena luka yang cukup serius, ia langsung dirujuk ke RSUD dr. Sobirin di Muara Beliti untuk penanganan medis lanjutan.
Hingga kini, kondisi korban masih dalam pemantauan intensif tim medis.
Wakapolsek Jayaloka, Ipda Ali Wardhana, membenarkan kejadian ini.
Ia mengatakan bahwa aparat kepolisian bersama pemerintah desa langsung menuju lokasi kejadian setelah menerima laporan dari warga.
"Benar, kami menerima laporan seorang petani diserang beruang. Petugas segera ke lokasi, dan korban sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit saat kami tiba," jelasnya.
Serangan Ketiga yang Mencekam
Ipda Ali menambahkan bahwa ini adalah serangan ketiga beruang dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir di desa tersebut.
"Serangan pertama, korban berhasil melarikan diri. Serangan kedua mengakibatkan luka di kaki. Nah, yang ketiga ini, korban mengalami luka cukup parah," ungkapnya.
Rentetan serangan ini membuat warga, khususnya para petani, merasa cemas dan ketakutan untuk beraktivitas di kebun, terutama pada pagi hari.
"Warga jadi was-was, kami berharap ada tindakan cepat dari pihak terkait untuk mengatasi masalah ini," kata salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Meski sudah tiga kali terjadi, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) maupun Dinas Kehutanan Sumsel terkait penanganan keberadaan beruang liar tersebut.
Warga berharap agar ada upaya pengamanan dan mitigasi konflik satwa liar dengan manusia, sebelum jatuh korban berikutnya.
Pihak kecamatan dan aparat kepolisian telah memasang imbauan kepada warga agar tidak beraktivitas sendirian di kebun serta meningkatkan kewaspadaan.
Penjagaan sementara juga dilakukan di jalur-jalur yang rawan dilalui beruang.
Masyarakat berharap instansi berwenang segera bertindak dengan memasang perangkap atau melakukan evakuasi satwa tersebut ke habitat yang lebih aman, demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (***)
0 Komentar