Musi Online | Ekspor 32,06 Ton Paha Kodok Senilai Rp5,24 Miliar ke Prancis, Balai Karantina Sumsel Pastikan Produk Unggulan
HDCU
Home        Berita        Seputar Musi

Ekspor 32,06 Ton Paha Kodok Senilai Rp5,24 Miliar ke Prancis, Balai Karantina Sumsel Pastikan Produk Unggulan

Musi Online
https://musionline.co.id 03 August 2025 @19:29
Ekspor 32,06 Ton Paha Kodok Senilai Rp5,24 Miliar ke Prancis, Balai Karantina Sumsel Pastikan Produk Unggulan
Ekspor 32,06 Ton Paha Kodok Senilai Rp5,24 Miliar ke Prancis, Balai Karantina Sumsel Pastikan Produk Unggulan.

Musionline.co.id, Palembang - Komoditas ekspor asal Sumatera Selatan kembali menunjukkan performa impresif di pasar global. 
Kali ini, sebanyak 32,06 ton paha kodok berhasil diekspor ke Prancis dengan total nilai ekonomi mencapai Rp5,24 miliar. 
Proses ekspor ini difasilitasi oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumsel), yang berada di bawah Badan Karantina Indonesia (Barantin).
Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, menyatakan bahwa ekspor komoditas ini merupakan cerminan nyata komitmen pemerintah dan pelaku usaha untuk menjaga kualitas produk sekaligus memperluas akses pasar internasional.
“Kami mendukung penuh pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor. Melalui tindakan karantina, kami pastikan bahwa setiap produk yang keluar dari Sumsel adalah produk unggulan dan sesuai standar negara tujuan,” jelasnya dalam keterangan pers di Palembang, Jumat (01/08/2025).
Peningkatan Signifikan Ekspor di Tahun 2024
Menurut data Karantina Sumsel, sepanjang tahun 2023, volume ekspor paha kodok hanya mencapai 17,08 ton. 
Namun, pada tahun 2024 ini, volume ekspor telah melonjak drastis hingga 86,4 ton, atau meningkat sebesar 405,85%.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa produk perikanan dan satwa liar asal Sumatera Selatan semakin mendapatkan tempat di pasar global, khususnya di negara-negara Eropa yang dikenal memiliki standar mutu pangan yang sangat ketat.
Memberdayakan Masyarakat Lokal dan Menjaga Ekosistem
Ekspor paha kodok bukan hanya memberi dampak ekonomi besar, tetapi juga membawa manfaat sosial dan lingkungan. 
Menurut Sri Endah, kegiatan ini memberdayakan masyarakat lokal, khususnya penangkap kodok di pedesaan, yang mendapatkan penghasilan tambahan dari aktivitas ini.
“Hal ini sejalan dengan arahan Kepala Barantin, Bapak Sahat M. Panggabean, bahwa ekspor juga harus berdampak pada penggerakan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini tetap dilakukan dengan memperhatikan prinsip konservasi, pemanfaatan sumber daya hayati yang berkelanjutan, dan menjaga keseimbangan ekosistem alami tempat kodok rawa berkembang biak.
Pemrosesan Sesuai Standar Uni Eropa
Kodok rawa, yang merupakan jenis amfibi dari ekosistem lahan basah dan persawahan, diolah secara profesional di fasilitas pengolahan bersertifikat. 
Paha kodok yang memiliki nilai komersial tinggi diproses dengan menerapkan standar Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).
Sertifikasi HACCP memastikan keamanan pangan dari hulu ke hilir, mulai dari penerimaan bahan baku, pengolahan, hingga pengemasan, sesuai dengan ketentuan ketat negara tujuan seperti Prancis dan anggota Uni Eropa lainnya.
Pengawasan Ketat oleh Karantina Sumsel
Sebelum dikirim ke luar negeri, petugas teknis Karantina Sumsel melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan ketat, antara lain:
Pemeriksaan fisik produk,
Pengawasan terhadap tempat pengolahan,
Verifikasi kelengkapan dokumen ekspor.
Seluruh proses dilakukan secara cermat dan sesuai prosedur karantina internasional, guna memastikan mutu dan kelancaran pengiriman komoditas tersebut ke pasar global.
Sri Endah menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong akselerasi ekspor berbagai komoditas unggulan Sumatera Selatan, baik dari sektor pertanian, perikanan, maupun kehutanan.
“Kami siap memberikan layanan karantina yang cepat, tepat, dan profesional, agar kontribusi Sumsel terhadap ekspor nasional semakin meningkat,” tutupnya. (***)



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Maroko
Top