Musi Online https://musionline.co.id 12 November 2025 @18:26 10 x dibaca 
Bupati Muchendi Khawatir Tradisi Membuat Tikar Purun Pedamaran Mulai Punah, Ajak PKK Lestarikan Kearifan Lokal.
Musionline.co.id, Ogan Komering Ilir - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dikenal luas sebagai daerah penghasil tikar purun terbaik di Sumatera Selatan.
Namun, di balik ketenaran produk anyaman khas ini, kini muncul kekhawatiran mendalam dari Bupati OKI, H. Muchendi Mahzareki, yang menilai bahwa para pembuat tikar purun di Kecamatan Pedamaran semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Kekhawatiran itu disampaikan Muchendi saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Desa Pedamaran III, dalam rangka kegiatan Pembinaan Tim Penggerak PKK Kecamatan Pedamaran, pada Selasa (11/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Muchendi menyoroti fenomena menurunnya minat generasi muda untuk meneruskan tradisi membuat tikar purun yang telah menjadi identitas budaya masyarakat Pedamaran selama puluhan tahun.
“Pedamaran ini terkenal dengan tikar purunnya, tetapi saat ini jumlah pembuatnya mulai sedikit. Bukan hanya bahan bakunya yang berkurang, tapi yang mau membuatnya juga semakin jarang,” ujar Bupati Muchendi dengan nada prihatin.
Generasi Penerus Tikar Purun Mulai Langka
Menurut Muchendi, keterampilan membuat tikar purun adalah warisan budaya yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.
Ia menegaskan bahwa jika tidak ada upaya nyata untuk mencetak penerus, maka dalam beberapa tahun ke depan, seni menganyam purun bisa benar-benar punah.
“Siapa yang mau menjadi penerus untuk melestarikan tikar purun Pedamaran ini? Kalau tidak disiapkan dari sekarang, yakinlah ini bakal hilang. Kalau tidak ada yang mau mengerjakannya, percuma saja kita punya purun,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, permasalahan ini bukan hanya soal minat masyarakat, tetapi juga ketersediaan bahan baku purun yang mulai sulit ditemukan.
Tanaman purun, yang biasanya tumbuh di rawa-rawa dan lahan basah, kini semakin jarang akibat perubahan fungsi lahan dan berkurangnya kawasan rawa di wilayah Pedamaran.
“Kendati pun ada yang mau mengerjakannya, tapi kalau bahan baku purunnya tidak ada, sama saja percuma. Jadi, pelestariannya harus dilakukan secara bersama-sama, mulai dari bahan baku sampai pengrajinnya,” imbuhnya.
Pemkab OKI Dorong Pelestarian Purun di Setiap Kegiatan Resmi
Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian produk lokal, Pemerintah Kabupaten OKI terus berupaya mengangkat nilai budaya purun dalam berbagai kegiatan resmi, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Setiap kegiatan Pemkab OKI, maupun acara di tingkat provinsi, kami selalu berusaha menghadirkan unsur purun di dalamnya. Ini bentuk dukungan nyata untuk karya masyarakat Pedamaran,” jelas Muchendi.
Tak hanya itu, Bupati juga menyebut bahwa di lingkungan kantor bupati sendiri, berbagai dekorasi dan perabotan berbahan purun telah digunakan sebagai wujud nyata dukungan terhadap ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
“Bahkan di kantor saya pun ada unsur purunnya. Ini bagian dari upaya kita untuk memperkenalkan dan melestarikan karya lokal agar tidak kalah dengan produk modern,” ujarnya.
Ajak PKK dan Pemerintah Desa Turun Tangan
Dalam kesempatan itu, Bupati Muchendi juga mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama Ibu-Ibu PKK, kepala desa, dan camat di wilayah Pedamaran, agar turut aktif membina dan menggerakkan masyarakat dalam menjaga tradisi ini.
“Harapan kita ke depan, Pak kades dan Pak camat bisa melihat potensi masyarakatnya untuk dibina. Insya Allah Pemkab OKI akan membantu dalam setiap upaya pelestarian ini. Kalau bisa, kita buat karya-karya yang bisa membawa nama Pedamaran dikenal di tingkat nasional,” katanya penuh semangat.
Menurut Muchendi, kekompakan masyarakat Pedamaran menjadi modal penting dalam mempertahankan budaya lokal. Ia yakin dengan gotong royong dan semangat yang terjaga, pengrajin tikar purun dapat kembali bangkit dan berdaya saing.
“Yang pasti masyarakat Pedamaran ini terkenal kompak. Hubungan sosialnya kuat, jadi sebenarnya tidak sulit untuk menggerakkan mereka kalau tujuannya untuk kebaikan bersama,” tutup Bupati Muchendi.
Warisan Budaya yang Perlu Dukungan Semua Pihak
Tikar purun bukan sekadar kerajinan tangan, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Pedamaran.
Produk ini telah dikenal luas karena keindahan motif dan keuletan pembuatannya. Banyak di antara hasil karya pengrajin Pedamaran yang telah menembus pasar nasional, bahkan internasional.
Namun tanpa regenerasi dan dukungan nyata dari pemerintah serta masyarakat, warisan budaya ini berisiko hilang ditelan zaman.
Seruan Bupati Muchendi menjadi pengingat bahwa melestarikan tikar purun berarti menjaga jati diri dan sejarah Pedamaran agar tetap hidup di tengah arus modernisasi. (***)
0 Komentar