Musi Online https://musionline.co.id 12 November 2025 @18:29 16 x dibaca 
Tren Ekspor Kopi Terus Meningkat Jelang Nataru Jadi Unggulan Sumsel di Sektor Perkebunan.
Musionline.co.id, Palembang - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, aktivitas ekspor komoditas kopi asal Sumatera Selatan (Sumsel) diproyeksikan bakal meningkat tajam.
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel kini bersiaga penuh untuk mengantisipasi lonjakan permintaan global dengan mempercepat proses sertifikasi karantina keamanan dan kesehatan komoditas ekspor.
Kepala BKHIT Sumsel, Sri Endah Ekandari, menjelaskan bahwa permintaan pasar internasional terhadap kopi Sumsel terus meningkat menjelang akhir tahun.
Tren tersebut membuat komoditas kopi kembali menjadi primadona ekspor unggulan daerah di sektor pertanian dan perkebunan.
“Prediksi kami, tren pengiriman meningkat terus untuk ekspor, sekaligus tugas pokok dan fungsi kami dalam menyiapkan sertifikasi keamanan juga meningkat menjelang akhir tahun ini,” ungkap Sri Endah, Rabu (12/11/2025).
Menurut data resmi BKHIT Sumsel, sepanjang tahun 2024 hingga 2025, ekspor kopi asal Sumatera Selatan telah tercatat sebanyak 18 kali pengiriman ke berbagai negara tujuan.
Ekspor terbaru dilakukan pada Senin (10/11/2025) dengan volume 18,5 ton kopi Liberika yang sukses menembus pasar Malaysia.
Sebelum dilakukan pelepasan, seluruh komoditas wajib melalui proses pengawasan dan pemeriksaan ketat oleh petugas karantina, termasuk pengecekan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) untuk memastikan kualitas dan keamanan sesuai standar internasional.
Sri Endah menambahkan, meski pihaknya masih melakukan pendataan rinci terhadap nilai kenaikan ekspor menjelang akhir tahun, pola peningkatan ekspor selalu terlihat signifikan setiap menjelang Nataru.
Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai negara terhadap komoditas pertanian dan perkebunan asal Sumatera Selatan.
“Selain kopi, kami juga memprioritaskan komoditas kelapa dan turunannya untuk ekspor. Sedangkan untuk impor, yang biasanya masuk adalah bahan seperti karet olahan dan pakan ternak,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa setiap lalu lintas ekspor wajib dilengkapi dengan sertifikasi karantina, tidak hanya untuk menjaga keamanan hayati, tetapi juga untuk mendukung kelancaran perdagangan internasional serta meningkatkan daya saing produk Sumatera Selatan di pasar global.
Sementara itu, Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sumsel, Deva, yang didampingi Staf Gubernur Sumsel Jason Gunawan, menilai bahwa peran karantina sangat strategis dalam menjaga mutu dan keamanan pangan daerah.
“Karantina menjadi garda terdepan dalam memastikan semua komoditas yang diekspor berada dalam kondisi sehat, aman, dan memenuhi standar negara tujuan,” kata Deva.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tengah fokus pada hilirisasi ekspor dan impor, salah satunya melalui percepatan realisasi proyek Pelabuhan Tanjung Carat.
Kehadiran pelabuhan tersebut diharapkan mampu menjadi pusat ekspor satu pintu (single gateway) untuk seluruh komoditas unggulan daerah.
“Harapan kami, dengan beroperasinya Pelabuhan Tanjung Carat, seluruh transaksi perdagangan Sumsel bisa lebih efisien, meningkatkan kualitas produk ekspor, serta menekan risiko kontaminasi penyakit pada komoditas,” jelasnya.
Peningkatan ekspor kopi Sumsel ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian daerah.
Selain mendorong nilai ekspor nonmigas, hal ini juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani kopi di wilayah Lahat, Pagaralam, Muara Enim, dan Ogan Komering Ulu (OKU) yang selama ini menjadi sentra produksi kopi utama di Sumatera Selatan.
Dengan kesiapan karantina dan dukungan pemerintah daerah, Sumatera Selatan optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen dan eksportir kopi terbaik di Indonesia, sekaligus menyongsong momen akhir tahun dengan capaian perdagangan yang menggembirakan. (***)
0 Komentar