“Kabar Negara Thailand yang menghentikan sementara produksi karet atau ekspor ke negara industri. Pun naiknya harga minyak mentah di pasar Global, sempat berpengaruh dengan naiknya harga karet di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel). Namun kenaikan hanya bersifat sementara karena harga karet terus berfluktuatif dan hanya bertahan beberapa pekan saja”
Musionline.co.id, Palembang – Menjelang akhir bulan Februari kemarin, para pengusaha karet diuntungkan dengan naiknya harga jual. Ketika itu, harga karet dengan kadar kering kualitas 100 persen mencapai angka kisaran Rp24.000/kg.
Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Alex K Eddy menjelaskan, naiknya harga karet beberapa waktu lalu dipengaruhi oleh berbagai alasan. Salah satunya yakni kabar Thailand memutuskan untuk berhenti sementara produksi karet. Padahal, Thailand merupakan Negara produsen karet yang memasok ke Negara industri.
"Salah satu faktor kenaikan harga karet karena adanya isu jika Thailand menghentikan sementara produksinya. Faktor inilah yang dominan mempengaruhi harga karet. Harga karet fluktuatif, kenaikan sepekan lalu hanya bertahan beberapa sementara. Kita tidak bisa memerediksi sampai kapan kenaikan dan penurunan harga karet ini. Pun naiknya harga minyak mentah di pasar Global, juga berpengaruh terhadap kenaikan harga karet," jelasnya, Senin (1/3/2021).
Diketahui, harga karet di Sumsel fluktuatif dari harga Rp17.000/kg hingga Rp 20.000/kg. Bahkan selama masa pandemi covid-19 harga karet di Sumsel sempat anjok diangka terendah Rp 12.000/kg pada Mei 2020.
Alex menampik jika kenaikan harga karet pada akhir bulan Februari dipicu oleh kualitas karet Sumsel yang baik. Justru hal tersebut tidak berpengaruh.
"Sebenarnya kualitas karet di Sumsel ini masih sama saja, tidak mempengaruhi kenaikan harga karet tersebut," tutupnya. (***)