Musi Online https://musionline.co.id 28 August 2021 @20:33 423 x dibaca Presiden Jokowi saat bertemu para pimpinan partai politik koalisi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8/2021). (foto : BPMI Setpres/Rusman)
"Dengan hilirisasi, nilai tambah suatu komoditas bisa ada di dalam negeri"
(Jokowi)
Musionline.co.id, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia selama ini banyak bergantung pada sektor konsumsi, terutama konsumsi masyarakat. Untuk menghilangkan ketergantungan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong transformasi ekonomi dari sektor konsumsi menjadi sektor produksi melalui hilirisasi untuk industrialisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat bertemu dengan para pimpinan partai politik koalisi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8/2021).
“Semua komoditas yang kita miliki sekarang ini kita dorong untuk hilirisasi. Untuk industrialisasi yaitu yang berkaitan dengan misalnya nikel yang ke depan saya kira dalam waktu tiga tahun ini atau maksimal empat tahun ini, semuanya akan berubah menjadi barang jadi. Pun yang paling penting adalah di litium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik. Ini yang nanti akan menyebabkan nilai tambah di industri menjadi meningkat sangat besar,” jelas Presiden.
Selain nikel, komoditas lain yang akan hilirisasi adalah bauksit, dimana pabriknya telah jadi dan mulai diekspor ke sejumlah negara. Demikian juga dengan komoditas kelapa sawit yang memiliki banyak produk turunan yang bisa dilakukan hilirisasi. Dengan hilirisasi, nilai tambah suatu komoditas bisa ada di dalam negeri.
“Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pertanian seperti porang,” imbuhnya.
Terkait porang, Presiden menilai komoditas umbi-umbian tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi primadona ekspor. Selain mudah ditanam, porang juga bisa diolah menjadi berbagai macam produk seperti beras, agar-agar, bahan untuk mie, hingga bahan untuk kosmetik. Porang juga dinilai akan menjadi makanan pokok masa depan karena rendah kalori, rendah karbo, dan bebas gula.
“Makanan sehat ke depan ya ini (porang),” katanya. (***/BPMI Setpres)
0 Komentar