“Museum bukan hanya sekedar tempat barang peninggalan atau tempat menyimpan barang kuno, namun bisa menjadi tempat pendidikan. Para pengunjung dan wisatawan bisa belajar peradaban manusia, bisa mengetahui dan belajar sejarah kerajaan Sriwijaya, sejarah Kesultanan Palembang Darussalam dan lainnya"
(Dr H Aufa Syahrizal)
Musionline.co.id, Palembang - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Sumatera Selatan (Sumsel) Dr H Aufa Syahrizal mengapresiasi ide-ide cemerlang, guna mengajak masyarakat untuk datang ke Museum atau Payo ke Museum.
Hal ini diungkapkannya, saat membuka gelaran lomba mendongeng tingkat guru Sekolah Dasar (SD), PAUD/TK/RA, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan SMP/MTs di Auditorium Museum Negeri Sumsel, Selasa (27/9/2022).
"Ini merupakan sebuah ide cemerlang dari Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Chandra Ampriyadi dan kawan-kawan guna meningkatkan kunjungan ke Museum. Event-event seperti ini harus terus dilaksanakan dan berkelanjutan," katanya.
Menurut Aufa, acara seperti ini adalah salah satu upaya meningkatkan motivasi dan minat masyarakat agar datang ke Museum. Dengan adanya evenr-event seperti ini, selain menonton dan ikut lomba, pun bisa berwisata ke museum sembari melihat koleksi-koleksi yang ada.
“Museum sebenarnya bukan hanya sekedar tempat barang peninggalan atau tempat menyimpan barang kuno, namun bisa menjadi tempat pendidikan. Para pengunjung dan wisatawan bisa belajar peradaban manusia, bisa mengetahui dan belajar sejarah kerajaan Sriwijaya, sejarah Kesultanan Palembang Darussalam dan lainnya," ungkapnya.
Ia menjelaskan, jika Museum Negeri Sumsel berkembang sangat pesat. Ini bisa dibuktikan dengan banyaknya kolektor-kolektor dan sejarawan yang secara sukarela menghibahkan koleksinya untuk diberi, dirawat, disimpan dan dipamerkan di museum ini.
Tentunya, pihak Museum Negeri Sumsel menyediakan tempat dan ruang pamer khusus bagi barang koleksi hibah sukarela dari masyarakat, kolektor dan sejarawan ini. Tak lupa mencatatkan nama koleksi atau benda yang dihibahkan, serta nama dan keluarga yang menghibahkan agar menjadi kenangan bagi anak cucu, pun memberikan pendidikan sejarah tentang benda yang dihibahkan untuk masyarakat umum. (***)