Musi Online | Bus Jemaah Calon Haji OKU Timur Mogok di Tengah Perjalanan, Ratusan Jamaah Terlantar Berjam-jam
HDCU
Home        Berita        Seputar Musi

Bus Jemaah Calon Haji OKU Timur Mogok di Tengah Perjalanan, Ratusan Jamaah Terlantar Berjam-jam

Musi Online
https://musionline.co.id 02 May 2025 @19:30
Bus Jemaah Calon Haji OKU Timur Mogok di Tengah Perjalanan, Ratusan Jamaah Terlantar Berjam-jam
Kondisi Bus Jemaah Calon Haji OKU Timur Mogok di Tengah Perjalanan, Ratusan Jamaah Terlantar Berjam-jam, Jumat 02 Mei 2025.

Musionline.co.id, OKU Timur – Suasana haru dan penuh semangat yang menyertai keberangkatan rombongan Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, mendadak berubah menjadi kepanikan dan keprihatinan.
Satu dari sembilan bus pengangkut jemaah mendadak mogok di tengah perjalanan menuju Embarkasi Palembang, menyebabkan puluhan jemaah harus terlantar selama berjam-jam di simpang jalan Trans Batumarta, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Bus tersebut mogok hanya beberapa jam setelah keberangkatan resmi dilepas oleh Bupati OKU Timur, Ir. H. Lanosin, MT, MM.
Kejadian tak terduga ini sontak menimbulkan tanda tanya besar, terutama terkait aspek teknis dan kesiapan panitia pemberangkatan haji dari Pemerintah Kabupaten OKU Timur.
Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, bus yang membawa satu rombongan jemaah mengalami gangguan mesin serius saat melintas di kawasan simpang Trans Batumarta. 
Dari foto-foto yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp (WA), terlihat supir dan kernet bus sibuk membuka kap mesin di bagian depan, tepat di bawah kursi pengemudi, berusaha melakukan perbaikan darurat.
Namun upaya tersebut sia-sia. Kerusakan mesin yang cukup parah membuat bus tak bisa melanjutkan perjalanan. 
Akibatnya, puluhan jemaah yang berada di dalam bus terpaksa turun dan menunggu bus pengganti dari pihak penyelenggara.
Yang lebih memprihatinkan, para jemaah—yang sebagian besar lanjut usia—terpaksa duduk beralaskan tanah dan rumput, sementara cuaca di lokasi cukup panas. 
Beberapa jemaah bahkan terlihat menggunakan payung dan kain ihram untuk berteduh.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, apalagi mengingat ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang sudah lama dinanti-nanti oleh para jemaah.
Ketika dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten OKU Timur, Sigit Pramono, membenarkan adanya bus yang mogok tersebut.
“Iya, saat ini masih menunggu bus pengganti, yang trouble hanya satu bus,” ujarnya singkat.
Namun ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai penyebab kerusakan dan apakah ada pemeriksaan teknis sebelumnya, Sigit enggan memberikan jawaban. 
Respons ini menimbulkan kesan bahwa pihak panitia terkesan menutup-nutupi informasi atau tidak siap dengan antisipasi kejadian teknis semacam ini.
Peristiwa mogoknya bus yang mengangkut jemaah calon haji ini menimbulkan kritik dan sorotan tajam terhadap panitia pemberangkatan haji yang bertanggung jawab. 
Salah satu poin penting yang menjadi sorotan adalah kemungkinan adanya kelalaian dalam melakukan pemeriksaan kelayakan kendaraan sebelum digunakan.
“Ini jelas kelalaian. Harusnya sebelum berangkat, semua armada dicek kelayakan dan kondisi mesinnya. Tidak bisa asal pilih bus karena ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan jamaah,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Menurut sumber lain dari internal panitia, seharusnya sebelum keberangkatan dilakukan technical check terhadap semua kendaraan. 
Namun tidak ada informasi yang jelas apakah hal ini dilakukan atau tidak.
Untuk diketahui, jumlah jemaah calon haji dari Kabupaten OKU Timur tahun 2025 ini mencapai 363 orang. 
Para jemaah ini berasal dari berbagai kecamatan di wilayah OKU Timur dan telah melalui proses manasik serta pemeriksaan kesehatan.
Pemberangkatan para jemaah dilakukan secara resmi oleh Bupati OKU Timur Ir. H. Lanosin, MT, MM, di Balai Rakyat Pemkab OKU Timur. 
Dalam sambutannya, Bupati Lanosin menyampaikan doa dan harapan agar seluruh jemaah dapat menunaikan ibadah haji dengan lancar, sehat, dan kembali ke tanah air dalam keadaan mabrur.
Namun insiden mogoknya bus ini mencoreng momen sakral dan harapan baik tersebut. Kekecewaan dari keluarga jemaah dan masyarakat luas pun tak terelakkan.
Banyak dari jemaah haji asal OKU Timur tahun ini adalah lansia. 
Berdasarkan data dari Kemenag OKU Timur, sekitar 30 persen dari total jemaah tergolong lanjut usia. 
Kondisi ini membuat kejadian keterlambatan atau insiden dalam perjalanan menjadi sangat berisiko.
“Kami khawatir karena ibu saya sudah tua, ada penyakit darah tinggi juga. Harusnya semua perjalanan dijamin aman. Kalau begini, siapa yang tanggung jawab?” ujar seorang keluarga jemaah dengan nada geram.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak penyedia bus atau dari Pemerintah Kabupaten OKU Timur terkait kompensasi atau permintaan maaf kepada para jemaah yang terdampak.
Selain keterlambatan, dampak psikologis akibat tertinggal rombongan juga tak bisa dianggap enteng. 
Sejumlah jemaah mengaku stres dan khawatir tidak dapat menyusul tepat waktu ke Embarkasi Palembang.
“Sudah berangkat dengan niat ibadah, malah tertunda dan harus duduk di pinggir jalan. Ini bukan cuma capek fisik, tapi juga batin,” kata salah satu jemaah pria usia 60-an yang sempat diwawancarai awak media lokal.
Insiden ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah dan panitia pemberangkatan haji. 
Masyarakat mendesak agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem logistik dan transportasi jemaah haji, termasuk pemilihan vendor bus, teknis pemeriksaan kendaraan, dan skenario darurat.
Tak hanya itu, publik juga meminta adanya transparansi dari pihak panitia dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, termasuk penjelasan detail mengenai penyebab mogok dan langkah yang diambil.
Sebagai pihak yang mengoordinir proses pemberangkatan, Pemkab OKU Timur diharapkan tidak hanya sekadar mengganti bus yang mogok, tetapi juga mengambil langkah hukum atau administratif terhadap pihak penyedia jasa transportasi jika terbukti lalai.
Langkah ini penting untuk menjaga kualitas pelayanan di masa depan, serta memberikan efek jera agar peristiwa serupa tak terulang.
Ibadah haji merupakan ibadah puncak yang penuh makna bagi umat Islam. 
Banyak dari jemaah menabung selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, demi mewujudkan niat suci ke Tanah Suci. 
Maka sudah selayaknya semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan ibadah haji—dari pusat hingga daerah—memberikan pelayanan terbaik, aman, dan bermartabat.
Insiden mogoknya bus JCH OKU Timur harus dijadikan momentum perbaikan serius. Jangan sampai ketidaksiapan teknis dan keteledoran administratif menodai perjalanan spiritual para calon tamu Allah SWT. (***)



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Maroko
Top