Musi Online https://musionline.co.id 02 August 2025 @21:41 25 x dibaca 
Setelah Bebas Berkat Amnesti Presiden, Hasto Kristiyanto Disambut Haru di Kongres VI PDIP, Megawati Menangis di Panggung.
Musionline.co.id, Bali - Suasana haru menyelimuti gelaran Kongres VI Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, pada Sabtu (2/8/2025).
Momen penuh emosi itu terjadi ketika Sekretaris Jenderal demisioner PDIP, Hasto Kristiyanto, tiba di arena kongres hanya sehari setelah dirinya resmi bebas dari tahanan, usai menerima amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.
Hasto, yang tiba sekitar pukul 15.42 WITA, langsung menjadi pusat perhatian ribuan kader dan simpatisan partai berlambang banteng tersebut.
Ia mengenakan seragam kebesaran PDIP berwarna merah lengkap dengan atribut partai, serta didampingi oleh sejumlah pengurus DPP PDIP saat memasuki arena.
Sesaat setelah tiba, Hasto langsung berjalan ke arah panggung utama tempat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, tengah menyampaikan pidato politiknya.
Ia dengan takzim mencium tangan Megawati sebagai bentuk penghormatan. Momen itu sontak membuat suasana kongres berubah menjadi emosional.
Megawati terlihat tak kuasa menahan tangis. Matanya berkaca-kaca dan suaranya bergetar saat menyambut kehadiran sosok yang selama ini dikenal sangat setia mendampingi perjalanan politik PDIP.
“Ternyata benar, Satyam Eva Jayate – kebenaran pasti menang. Alhamdulillah, Tuhan telah mengabulkan doa-doa kita. Apa yang saya harapkan dari awal kini menjadi kenyataan,” ujar Megawati penuh haru di hadapan ribuan kader.
Ia mengungkapkan bahwa sejak awal dirinya meyakini bahwa Hasto tidak bersalah dan terus memanjatkan doa agar Hasto bisa kembali ke tengah-tengah keluarga besar PDIP.
“Tadi saya berdoa, walaupun saya tidak ingin terlalu berharap… Tapi ternyata yang namanya Pak Hasto kembali hadir di tengah kita. Ini anugerah besar,” lanjut Megawati sambil mengusap air mata.
Kehadiran Hasto di Kongres VI PDIP ini menjadi sorotan publik karena terjadi hanya kurang dari 24 jam setelah ia dibebaskan dari Rumah Tahanan KPK di Jakarta.
Pada Jumat malam (1/8/2025), Hasto resmi keluar dari tahanan setelah Presiden Prabowo Subianto menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) yang memberikan amnesti atas vonis 3 tahun 6 bulan penjara yang dijatuhkan kepadanya.
Hasto sebelumnya divonis bersalah dalam kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019–2024 serta kasus perintangan penyidikan terhadap buron KPK, Harun Masiku.
Putusan itu sempat menuai kritik tajam, khususnya dari internal PDIP, yang menilai bahwa kasus tersebut sarat muatan politis.
Pemberian amnesti kepada Hasto sendiri merupakan langkah besar yang diambil Presiden Prabowo dalam salah satu keputusan bersejarah yang menyatukan kembali figur penting PDIP ke tengah arena politik nasional.
Langkah ini juga ditafsirkan oleh sejumlah pengamat sebagai sinyal rekonsiliasi politik antara kekuatan lama dan pemerintahan baru.
Kader-kader PDIP yang hadir dalam kongres pun memberikan tepuk tangan panjang ketika Hasto berdiri di samping Megawati. Beberapa bahkan tak kuasa menahan air mata.
Dalam pernyataan singkatnya, Hasto mengaku bersyukur atas kebebasan yang ia peroleh dan menegaskan komitmennya untuk terus mengabdi kepada partai dan bangsa.
“Saya kembali bukan sebagai korban, tapi sebagai pejuang yang tetap setia pada ideologi partai dan pada rakyat Indonesia,” ujar Hasto dengan suara lantang disambut riuh tepuk tangan.
Kehadiran Hasto di Kongres VI PDIP ini sekaligus memicu spekulasi mengenai perannya ke depan dalam kepemimpinan partai.
Meskipun statusnya saat ini masih demisioner, banyak pihak menduga bahwa Hasto akan kembali mengisi posisi strategis di DPP PDIP, atau bahkan disiapkan untuk mengambil peran yang lebih besar.
Kongres VI PDIP sendiri menjadi forum penting dalam penentuan arah politik partai ke depan, termasuk pembahasan struktur kepemimpinan dan konsolidasi menghadapi pemerintahan Presiden Prabowo.
Isu regenerasi kepemimpinan juga menjadi salah satu topik hangat, di tengah munculnya nama-nama seperti Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
Namun pada Sabtu sore itu, momen haru dan persatuan terasa jauh lebih dominan dibanding dinamika politik internal.
Kedatangan Hasto Kristiyanto yang dramatis dan emosional menjadi simbol kuat bahwa perjuangan dan kesetiaan dalam partai tidak pernah sia-sia. (***)
0 Komentar