Musi Online https://musionline.co.id 30 April 2025 @19:43 52 x dibaca 
Letjen TNI Kunto Arief Wibowo Dicopot dari Pangkogabwilhan I dan Putra Mantan Wapres Try Sutrisno Kini Staf Khusus KSAD.
Musionline.co.id, Jakarta — Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto kembali melakukan langkah strategis dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Salah satu perubahan penting yang menyita perhatian publik adalah pencopotan Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I).
Letjen Kunto, yang dikenal sebagai putra dari mantan Wakil Presiden RI ke-6 Jenderal (Purn) Try Sutrisno, kini dipindahkan ke posisi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Letjen Kunto Arief Wibowo belum genap lima bulan menjabat Pangkogabwilhan I, sebuah jabatan penting yang bertanggung jawab atas koordinasi lintas matra dalam wilayah pertahanan Indonesia bagian barat.
Ia mulai menduduki jabatan tersebut pada awal Januari 2025 setelah sebelumnya menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dan memiliki rekam jejak karier militer yang cukup gemilang.
Namun, melalui Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025, Letjen Kunto digeser dari jabatan prestisius tersebut.
Posisinya kini diisi oleh Laksamana Muda Hersan, perwira tinggi TNI Angkatan Laut yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Armada (Koarmada) III.
Laksda Hersan dikenal sebagai salah satu perwira elite yang pernah menjabat sebagai ajudan sekaligus Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Joko Widodo.
Rotasi ini mencuri perhatian karena melibatkan nama besar seperti Letjen Kunto yang tak hanya dikenal lewat kiprah militernya, tetapi juga karena latar belakang keluarganya sebagai anak mantan orang nomor dua di Indonesia pada masa Orde Baru.
Pergantian Letjen Kunto bukan satu-satunya mutasi yang dilakukan.
Dalam keputusan yang dikeluarkan Panglima TNI tersebut, total terdapat 237 perwira tinggi (pati) TNI yang terkena rotasi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 109 orang berasal dari TNI Angkatan Darat (AD), 64 dari TNI Angkatan Laut (AL), dan 64 dari TNI Angkatan Udara (AU).
Mutasi dan rotasi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya regenerasi kepemimpinan dan pembinaan karier di lingkungan militer.
Selain itu, langkah ini juga disebut sebagai bentuk adaptasi terhadap kebutuhan organisasi yang terus berkembang di tengah dinamika geopolitik dan ancaman global.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa mutasi adalah hal rutin dalam tubuh TNI.
Ia menegaskan bahwa keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ini merupakan bagian dari sistem pembinaan personel, bukan semata-mata tindakan politik atau pencopotan atas dasar performa individu.
"Mutasi ini adalah bagian dari sistem pembinaan personel sekaligus kebutuhan organisasi untuk menjawab tantangan tugas yang terus berkembang. Diharapkan para perwira tinggi yang mengemban jabatan baru dapat melaksanakan amanah dengan penuh dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme," ujar Kristomei di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (30/04/2025).
Kristomei juga menyebut bahwa Panglima TNI terus mengedepankan visi PRIMA — Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif — dalam membentuk barisan perwira tinggi yang siap menghadapi tantangan strategis nasional maupun global.
Letjen Kunto Arief Wibowo bukan nama baru dalam dunia militer Indonesia.
Selain sebagai anak kandung dari Jenderal (Purn) Try Sutrisno, ia juga dikenal sebagai sosok perwira cerdas, disiplin, dan memiliki pengalaman luas di berbagai bidang strategis militer.
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif), Pangdam III/Siliwangi, hingga Pangkogabwilhan I.
Kepemimpinannya selama di Siliwangi dikenal dekat dengan masyarakat serta aktif dalam kegiatan sosial dan pengamanan wilayah perbatasan.
Meskipun posisinya sebagai Pangkogabwilhan I tergolong singkat, para pengamat militer menyebut bahwa jabatan barunya sebagai Staf Khusus KSAD tetap menempatkan Kunto pada posisi strategis di lingkar kekuasaan TNI AD.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai bahwa rotasi ini belum tentu menjadi “penurunan karier”.
Justru, jabatan Staf Khusus sering kali digunakan sebagai posisi transisi menuju peran yang lebih besar.
“Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi rotasi ini, termasuk pertimbangan penyesuaian organisasi, regenerasi kepemimpinan, dan dinamika internal TNI. Letjen Kunto bisa jadi tengah dipersiapkan untuk jabatan penting lain dalam waktu dekat,” jelas Fahmi.
Sosok pengganti Letjen Kunto pun tak kalah menarik. Laksda Hersan adalah perwira tinggi Angkatan Laut yang dikenal memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.
Ia sempat menjadi ajudan pribadi Jokowi dan menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres), dua jabatan yang menunjukkan kepercayaan tinggi dari kepala negara.
Kiprah militernya pun moncer. Sebagai Panglima Koarmada III, Hersan memimpin operasi pengamanan maritim di kawasan timur Indonesia dan dikenal andal dalam strategi tempur laut.
Dengan penunjukannya sebagai Pangkogabwilhan I, Hersan kini memegang kendali atas kerja sama lintas matra TNI di wilayah barat Indonesia.
Langkah Panglima TNI menunjuk Laksda Hersan ke posisi ini juga dinilai sebagai bentuk penyegaran dengan pendekatan antarmatara, sejalan dengan kebijakan integratif TNI.
Pengamat pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Connie Rahakundini Bakrie, menyoroti bahwa mutasi ini harus dilihat dalam kerangka besar strategi nasional.
Menurutnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sedang menyusun ulang struktur personel di level tertinggi untuk menghadapi tantangan pertahanan modern, termasuk ancaman siber, konflik regional, dan keamanan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ini bukan hanya tentang siapa menjabat apa, tapi tentang bagaimana kita menyusun kekuatan pertahanan nasional yang adaptif terhadap zaman,” ujar Connie.
Mutasi Letjen Kunto dan 236 pati lainnya merupakan bagian dari agenda besar reformasi militer yang sudah menjadi fokus pemerintah sejak masa Presiden Jokowi, dan kini dilanjutkan oleh Panglima TNI yang baru.
Apa Selanjutnya untuk Letjen Kunto?
Meskipun jabatan barunya sebagai Staf Khusus KSAD dianggap “tidak operasional”, banyak pihak menilai Letjen Kunto masih akan memainkan peran penting di tubuh TNI.
Pengamat percaya bahwa dia masih memiliki peluang besar untuk menempati posisi strategis lainnya di masa depan, termasuk kemungkinan masuk dalam bursa calon Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) mendatang.
Sebagai perwira dengan pengalaman lengkap, koneksi politik, serta latar belakang keluarga militer yang kuat, karier Letjen Kunto belumlah selesai. Justru, rotasi ini bisa menjadi bagian dari strategi jangka panjang. ***
0 Komentar