Musi Online https://musionline.co.id 01 June 2025 @19:21 42 x dibaca 
Pesona Tepak Sumatera Selatan: Tari Sambut Khas Sumsel Tampil Memukau di Lawang Borotan BKB Palmbang.
Musionline.co.id, Palembang - Gemerlap cahaya panggung dan denting musik tradisional menggema di kawasan wisata bersejarah Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Sabtu malam (31/5/2025).
Suasana sakral dan penuh khidmat menyelimuti pertunjukan budaya bertajuk Pesona Tepak Sumatera Selatan Jilid II yang menampilkan enam tari sambut khas kabupaten dan kota di Sumatera Selatan (Sumsel).
Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Seni Dinda Bestari, yang kembali menghidupkan kekayaan seni tradisional Sumatera Selatan di tengah masyarakat urban.
Tari Sambut sebagai Representasi Identitas Budaya
Tari sambut merupakan jenis tarian tradisional yang secara historis berfungsi untuk menyambut tamu agung atau tokoh penting dalam berbagai upacara adat.
Keanggunan gerak, detail busana, dan pengiring musik tradisional membuatnya menjadi simbol kehormatan dan keramahan masyarakat Sumsel.
Pada malam yang penuh apresiasi tersebut, enam tari sambut ditampilkan secara bergiliran, masing-masing mencerminkan karakter dan budaya lokal dari daerah asalnya.
Menurut Nurdin, pendiri Yayasan Seni Dinda Bestari, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian seni tradisi yang mulai tergerus modernisasi.
“Pada malam ini kami menampilkan 6 tari sambut, yaitu Tari Sambut Tepak Keraton Kota Palembang, Tari Sedulang Setudung Kabupaten Banyuasin, Tari Silampari Kayangan Tinggi Kota Lubuk Linggau, Tari Sebiduk Sehaluan Kabupaten OKU Timur, Tari Penguton Kabupaten OKI, dan Tari Gending Sriwijaya yang merupakan ikon Sumatera Selatan,” terang Nurdin.
Rangkaian Penyerahan Tepak sebagai Simbol Kehormatan
Menariknya, dalam setiap tarian sambut yang ditampilkan, terdapat momen sakral berupa penyerahan "tepak", yaitu wadah berisi simbol-simbol penghormatan yang diserahkan oleh penari kepada tokoh penting yang hadir pada malam itu.
Tradisi ini mengandung makna mendalam sebagai bentuk penghargaan dan penerimaan terhadap tamu.
Berikut adalah daftar tokoh yang menerima tepak pada malam tersebut:
Tari Tepak Keraton: diserahkan kepada Dr. Riza Pahlevi, M.A, Staf Ahli Wali Kota Palembang Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Investasi.
Tari Sedulang Setudung: diterima oleh Cahyo Sulistiyoningsih, S.Sos, mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.
Tari Silampari: diserahkan kepada Fahmi, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Palembang.
Tari Sebiduk Sehaluan: diserahkan kepada perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Sumatera Selatan.
Tari Penguton: diterima oleh Sultan Palembang Darussalam, SMB IV RM Fauwaz Diradja SH, MKn.
Tari Gending Sriwijaya: diserahkan kepada orang tua Nurdin sebagai bentuk penghormatan pribadi.
Dihadiri Ratusan Undangan dan Didukung Banyak Pihak
Acara ini berhasil menyedot perhatian publik dengan dihadiri sekitar 300 tamu undangan, termasuk pejabat daerah, tokoh masyarakat, seniman, dan pecinta budaya.
Keberhasilan acara ini tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak.
“Kami sangat bersyukur acara ini bisa berjalan sukses. Kami melibatkan lebih dari 115 seniman dan 15 komunitas seni dari berbagai daerah di Sumatera Selatan,” ungkap Nurdin.
Ia juga menegaskan bahwa program ini mendapatkan dukungan dari Dana Indonesiana, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Kebudayaan, serta kerja sama erat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Kota Palembang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan berbagai lembaga kebudayaan.
Menuju Panggung Internasional
Dalam sambutannya, Nurdin menyampaikan ambisi besar untuk mengangkat tarian sambut ini ke level internasional.
Ia berharap agar pertunjukan ini tidak hanya menjadi konsumsi lokal, tetapi juga dapat mewakili Indonesia dalam forum budaya dunia.
“InsyaAllah, kami menargetkan agar kegiatan Pesona Tepak Sumatera Selatan ini bisa tampil di panggung internasional, memperkenalkan tidak hanya tari sambut dari Sumsel, tapi juga kekayaan tari nusantara lainnya,” ujarnya optimistis.
Dukungan Pemerintah Daerah
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Kota Palembang yang diwakili oleh Dr. Riza Pahlevi, M.A.
Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya lokal seperti ini harus terus dihidupkan dan didukung secara berkelanjutan.
“Pemerintah Kota Palembang sangat mengapresiasi inisiatif Yayasan Seni Dinda Bestari. Kami percaya kegiatan seperti ini tidak hanya memperkaya khazanah budaya, tetapi juga mendukung sektor pariwisata Kota Palembang,” ungkap Riza dalam sambutannya.
Peran Komunitas Seni yang Solid
Kegiatan ini juga memperlihatkan kuatnya sinergi antar komunitas seni di Sumatera Selatan. Selain Yayasan Seni Dinda Bestari, acara ini turut melibatkan:
Dewan Kesenian Sumatera Selatan
Dewan Kesenian Palembang
Komunitas Seniman Tari Sumsel
Komunitas Batanghari Sembilan
Sanggar-sanggar seni lokal lainnya
Kehadiran mereka memperkuat pesan bahwa kesenian adalah milik bersama yang harus dirawat dalam semangat kolaboratif.
Promosi Pariwisata Lewat Seni Tradisional
Acara ini bukan hanya soal tari, tetapi juga bagian dari strategi promosi pariwisata budaya Sumatera Selatan.
Lawang Borotan, yang berada di kompleks Benteng Kuto Besak, dipilih karena nilai historisnya yang tinggi dan posisinya sebagai salah satu ikon wisata kota Palembang.
Dengan menghadirkan pertunjukan seni di ruang publik seperti ini, wisatawan lokal maupun mancanegara bisa langsung merasakan pengalaman budaya otentik dari Sumatera Selatan.
Pentingnya Regenerasi Seniman Muda
Kegiatan ini juga memberi panggung bagi para penari muda dari berbagai daerah.
Dengan jumlah peserta lebih dari 100 orang, sebagian besar berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan komunitas milenial.
Hal ini menjadi bukti bahwa regenerasi seniman sedang berjalan baik.
“Kami ingin agar anak-anak muda mencintai budaya daerahnya. Lewat kegiatan ini, mereka tak hanya menari, tapi juga belajar sejarah dan filosofi di balik tarian tersebut,” ujar salah satu pembina tari dari Komunitas Batanghari Sembilan.
Tari Sambut, Wajah Ramah Sumatera Selatan untuk Dunia
Tari sambut bukan sekadar gerak tubuh berirama, melainkan simbol penghargaan, persatuan, dan identitas budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
Melalui acara Pesona Tepak Sumatera Selatan Jilid II, Yayasan Seni Dinda Bestari sukses membawa seni tradisi ini kembali bersinar, sekaligus membangun mimpi besar untuk tampil di panggung dunia.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kesenian lokal jika dikemas dengan baik dan didukung oleh kolaborasi multipihak dapat menjadi kekuatan budaya yang membanggakan di tingkat nasional maupun internasional. (***)
0 Komentar