Musi Online https://musionline.co.id 14 July 2025 @18:35 9 x dibaca 
Sultan Palembang Kukuhkan Pengurus Goegoek Kesultanan Palembang Darussalam Jabodetabek, Perkuat Ikatan Budaya di Tanah Rantau.
Musionline.co.id, Bekasi - Kesultanan Palembang Darussalam kembali menegaskan komitmennya dalam merawat warisan budaya leluhur, kali ini melalui langkah strategis dengan mengukuhkan Dewan Pengurus Goegoek Kesultanan Palembang Darussalam Jabodetabek masa bakti 2025-2030.
Acara sakral tersebut digelar pada Minggu, 13 Juli 2025, di Ballroom Imperial 1 dan 2 Aston Imperial Hotel, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pengukuhan ini dipimpin langsung oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin IV Jayo Wikramo Raden Muhammad Fauwaz Diraja SH MKn, yang sekaligus menjadi simbol tertinggi adat dan kehormatan Kesultanan Palembang.
Turut hadir sejumlah tokoh adat dan kerabat kesultanan, antara lain Raden Zainal Abidin Rahman Dato’ Pangeran Puspo Kesumo, R.M. Rasyid Tohir, S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Jayo Syarif Lukman, Pangeran Mas’ud Khan, hingga seniman Palembang, Imansyah.
Acara berlangsung penuh khidmat sekaligus hangat dalam suasana kekeluargaan. Pengurus Goegoek yang dikukuhkan terdiri dari sekitar 27 orang tokoh masyarakat Palembang yang berdomisili di Jabodetabek, dengan Ketua Umum dijabat oleh Dato’ Pangeran Citro H. Kemas Ridwan Anthony Taufan, SE., SH., MH., M.Kn.
Menghidupkan kembali nilai Goegoek di zaman modern
Dalam kesempatan itu, Sultan Palembang Darussalam menjelaskan bahwa pembentukan Goegoek Jabodetabek merupakan bagian penting dari strategi kesultanan untuk merangkul masyarakat Palembang yang merantau ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"Pada hari ini kita telah mengukuhkan Goegoek Kesultanan Palembang Darussalam, yaitu Goegoek Jabodetabek, di mana ketuanya Datuk Pangeran Dr Ridwan Anthony, dan kepengurusan ini ada sekitar 27 orang," tutur Sultan.
Menurutnya, konsep Goegoek sendiri bukan hal baru, melainkan telah hidup dalam struktur sosial Kesultanan Palembang sejak berabad-abad lalu.
Goegoek secara tradisi merupakan sekumpulan orang yang terhubung secara adat di wilayah tertentu maupun dalam kelompok profesi tertentu, yang memiliki keterikatan dengan kesultanan.
Keberadaannya menjadi perpanjangan tangan kesultanan dalam merawat nilai, norma, serta adat istiadat di wilayah tempat komunitas itu berada.
"Jadi Goegoek tersebut boleh menambahkan anggota-anggotanya yang akan berperan secara langsung pada masyarakat, untuk bersinergi dengan wong Palembang yang ada di Jabodetabek maupun masyarakat umum," ujar Sultan.
Ikhtiar melestarikan identitas budaya Palembang
Pengukuhan ini bukan hanya soal seremoni. Sultan menegaskan, pelestarian budaya Palembang harus terus berjalan meski masyarakatnya tersebar di berbagai daerah. Hal ini penting agar identitas dan jati diri wong Palembang tidak tergerus oleh arus modernisasi yang makin deras.
"Kita ingin mereka tetap bangga dengan budaya dan adat Palembang. Bisa bersama-sama dengan masyarakat lain, untuk menunjukkan nilai kerukunan Palembang Darussalam dan mengkolaborasikannya dengan kearifan lokal setempat," imbuhnya.
Dulu Goegoek identik dengan ikatan kedaerahan di wilayah kesultanan. Namun kini konsep tersebut berkembang. Organisasi Goegoek bisa dibentuk lintas wilayah maupun berdasarkan persamaan profesi, bahkan visi kegiatan sosial. Evolusi ini menjadi bukti fleksibilitas tradisi Kesultanan Palembang dalam menyesuaikan diri dengan tantangan zaman, tanpa kehilangan roh adat yang luhur.
"Juga untuk menyebarluaskan dan tetap mengikat orang-orang Palembang yang ada di luar Palembang. Supaya nilai budaya Palembang tetap terpelihara walaupun mereka tidak berada di tanah kelahiran," kata Sultan.
Struktur lengkap kepengurusan, dominasi praktisi hukum
Menariknya, susunan Dewan Pengurus Goegoek Kesultanan Palembang Darussalam Jabodetabek masa bakti 2025-2030 ini didominasi oleh para praktisi hukum. Mereka menempati sejumlah posisi strategis mulai dari ketua, sekretaris, bendahara hingga bidang-bidang khusus.
Ketua Umum Dato’ Pangeran Citro H. Kemas Ridwan Anthony Taufan menuturkan, keunggulan komposisi ini akan menjadi nilai tambah dalam memberikan manfaat bagi wong Palembang di perantauan. Salah satu program prioritas mereka adalah pendampingan hukum.
"Visi utama kami adalah menjaga dan melestarikan nilai luhur adat dan budaya warisan leluhur Kesultanan Palembang Darussalam. Misinya lebih pada pengenalan, pemeliharaan, dan pelestarian budaya kepada masyarakat Palembang yang ada di Jabodetabek," jelasnya.
Selain itu, Goegoek Jabodetabek juga berkomitmen hadir membantu apabila masyarakat Palembang di rantau menghadapi persoalan hukum maupun pelanggaran hak-haknya.
"Karena kami ini sebagian besar praktisi hukum, maka kalau ada wong Palembang di Jabodetabek yang terkena masalah hukum, kami siap membantu," tegasnya.
Bidang-bidang khusus: dari adat hingga HAM
Kepengurusan Goegoek ini juga dilengkapi dengan berbagai bidang khusus, antara lain:
Bidang Adat dan Tradisi, untuk menghidupkan lagi ritual adat Palembang.
Bidang Agama dan Kerohanian, memastikan nilai-nilai religius Palembang tetap hidup.
Bidang Pendidikan dan SDM, mendorong pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Bidang Sosial dan Kemanusiaan, siap menyalurkan bantuan jika ada warga membutuhkan.
Bidang Seni dan Budaya, mengadakan pertunjukan dan workshop budaya Palembang.
Bidang Humas dan Publikasi, memperluas komunikasi organisasi ke masyarakat.
Bidang Kerjasama dan Kemitraan, membangun jaringan lintas daerah maupun instansi.
Bidang Ekonomi dan Usaha, membuka peluang pemberdayaan ekonomi wong Palembang.
Bidang Hukum dan HAM, memberikan pendampingan hingga advokasi hukum.
Harapan menjadi model pelestarian budaya daerah
Pengukuhan ini sekaligus menandai babak baru bagi Kesultanan Palembang Darussalam dalam memperkuat jaringan diaspora dan menjaga eksistensi budaya leluhur di tanah rantau. Sultan pun berharap, inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Nusantara untuk melakukan hal serupa.
"Semoga Goegoek Jabodetabek bisa menjadi contoh bagaimana kita tetap menjaga adat, tradisi, dan nilai budaya kita, meskipun berada jauh dari kampung halaman," pungkas Sultan Mahmud Badaruddin IV.
Acara pengukuhan kemudian ditutup dengan doa bersama dan penyerahan secara simbolis SK kepengurusan. Para pengurus tampak antusias dan bersemangat untuk segera menjalankan program-program kerja, termasuk merencanakan festival budaya Palembang di Jabodetabek serta bakti sosial untuk masyarakat umum.
Tentang Kesultanan Palembang Darussalam
Sebagai informasi, Kesultanan Palembang Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam besar di Nusantara yang berdiri sejak abad ke-16. Memiliki warisan adat istiadat yang kaya, mulai dari busana, kuliner, musik, hingga sastra.
Setelah resmi dihapus sebagai kesultanan oleh Belanda pada 1825, jejaknya terus hidup melalui struktur adat dan kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Kini, di bawah kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin IV Jayo Wikramo, Kesultanan Palembang Darussalam terus bertransformasi menjadi payung adat bagi masyarakat Palembang dimanapun berada, menghidupkan kembali semangat gotong royong, mempererat tali silaturahmi, sekaligus mengokohkan identitas di tengah globalisasi.
Dengan dilantiknya Goegoek Jabodetabek, masyarakat Palembang di kawasan megapolitan ini kini memiliki wadah resmi untuk berhimpun, saling membantu, dan mengekspresikan rasa bangga atas adat dan budaya leluhurnya. Lebih dari sekadar organisasi, Goegoek adalah simpul emosional yang mengingatkan setiap wong Palembang akan akar sejarah dan jati diri mereka.
Harapannya, ikatan kebersamaan ini akan terus lestari dari generasi ke generasi, mengajarkan nilai-nilai adat Palembang Darussalam yang penuh hormat, toleransi, serta semangat guyub rukun kepada anak cucu kelak. Karena sejauh apapun kaki melangkah, adat dan budaya tetaplah rumah tempat hati kembali. (***)
0 Komentar