Musi Online https://musionline.co.id 09 July 2025 @18:30 15 x dibaca 
Tim Asesor BAN PT Bersama Fahum UIN Raden Fatah Kunjungi Istana Adat: Sultan Palembang Dorong Keterbukaan Manuskrip Sejarah untuk Publik.
Musionline.co.id, Palembang - Dalam rangkaian asesmen lapangan terhadap Program Studi Magister Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Tim Asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) melakukan kunjungan istimewa ke Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam, Selasa (8/7/2025) malam.
Tim Asesor yang hadir adalah Dr. Ahmad Nur Fuad, M.A. dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan Dr. H. Setia Gumilar, S.Ag., M.Si. dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Mereka disambut langsung oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH MKn, di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam yang terletak di Jalan Sultan Muhammad Mansyur.
Turut mendampingi kunjungan ini, Dekan Fahum UIN Raden Fatah Palembang Prof. Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum, bersama jajaran wakil dekan, Kaprodi Magister SPI Dr. Mulyadi, M.Hum, serta sejumlah dosen.
Hadir pula beberapa pangeran dan dato Kesultanan Palembang, sejarawan dari Universitas Sriwijaya Dr. Dedi Irwanto, seniman, YouTuber lokal, hingga tokoh masyarakat.
Prof. Endang menyampaikan bahwa hubungan Fahum UIN Raden Fatah dengan Kesultanan Palembang sudah terjalin erat sejak lama. Bahkan, Istana Adat kerap menjadi tempat praktik lapangan mahasiswa sejarah.
“Kunjungan ini sekaligus menjadi momen memperkuat silaturahmi. Kami sangat bersyukur mendapat dukungan penuh dari Sultan SMB IV dan jajaran Kesultanan Palembang Darussalam,” ujarnya.
Dr. Ahmad Nur Fuad juga mengungkapkan apresiasinya atas sambutan hangat dari pihak Kesultanan. “Kami ingin belajar banyak tentang warisan kebudayaan dan pemikiran Islam, khususnya di Kesultanan Palembang. Ini pengalaman sangat berharga,” katanya.
Sementara itu, Sultan SMB IV dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya membuka akses terhadap naskah-naskah sejarah Palembang agar dapat diteliti dan dipelajari masyarakat luas.
Ia menjelaskan, sejarah Kesultanan Palembang memang jarang terdokumentasi dengan baik karena sejak awal abad ke-19, Palembang sudah menjadi sasaran penghancuran oleh kolonial Inggris.
“Sejak 1811, Palembang dihancurkan sebelum perlawanan Diponegoro muncul. Banyak manuskrip kita dibawa ke Inggris. Saya berharap manuskrip di sana bisa dibuka agar kita dapat mempelajarinya,” jelas Sultan.
Menurut SMB IV, manuskrip bukanlah benda kramat, tetapi ilmu yang harus disebarkan agar menjadi amal jariyah.
“Kita telah serahkan beberapa naskah ke ANRI, Dreamsea, maupun universitas lain. Kami terbuka, siapa pun yang mau meneliti akan kami fasilitasi,” imbuhnya.
Sebagai simbol persahabatan, Sultan SMB IV dan Dato’ Pangeran Suryo Kemas Ari Panji turut menyerahkan Buku Kisah Perjalanan Keturunan Sultan Palembang (catatan Raden Haji Abdul Habib) serta Naskah Kiyai Geding Karang Tengah (alih aksara) kepada tim asesor dan pihak Fahum UIN Raden Fatah.
Bahkan Sultan juga memperlihatkan cap stempel Kesultanan masa SMB II dan mushaf Alquran tinta emas peninggalan era Kesultanan Turki Usmani.
Acara diakhiri dengan tradisi Ngidang atau idangan, yakni makan bersama khas peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yang sarat makna kebersamaan dan silaturahmi. Tradisi ini menjadi penutup penuh kehormatan dalam rangkaian kunjungan bersejarah tersebut. (***)
0 Komentar