Musi Online | Sekolah Lansia Tangguh Dibentuk di 12 Kecamatan OKU, Absan: 500 Peserta Berusia 60–80 Tahun Antusias Ikut Program
HDCU
Home        Berita        Seputar Musi

Sekolah Lansia Tangguh Dibentuk di 12 Kecamatan OKU, Absan: 500 Peserta Berusia 60–80 Tahun Antusias Ikut Program

Musi Online
https://musionline.co.id 05 August 2025 @18:42
Sekolah Lansia Tangguh Dibentuk di 12 Kecamatan OKU, Absan: 500 Peserta Berusia 60–80 Tahun Antusias Ikut Program
Sekolah Lansia Tangguh Dibentuk di 12 Kecamatan OKU, Absan: 500 Peserta Berusia 60–80 Tahun Antusias Ikut Program.

Musionline.co.id, Baturaja – Komitmen Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan dalam meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (lansia) diwujudkan melalui program Sekolah Lansia Tangguh yang saat ini telah terbentuk di 12 dari total 13 kecamatan yang ada. 
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, dengan lebih dari 500 peserta lansia yang telah bergabung dan aktif mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten OKU, Absan, dalam keterangannya pada Senin (4/8/2025) di Baturaja menjelaskan bahwa pembentukan Sekolah Lansia Tangguh ini bertujuan untuk menciptakan lansia yang SMART dan bermartabat, melalui pendekatan edukatif yang menyeluruh dan berkelanjutan.
"Dari 13 kecamatan yang ada di OKU, sebanyak 12 kecamatan telah membentuk Sekolah Lansia Tangguh. Tinggal satu kecamatan lagi, yakni Kecamatan Pengandonan, yang belum memulai pembentukan sekolah lansia ini," ujar Absan.
Adapun 12 kecamatan yang telah membentuk sekolah lansia tersebut yaitu:
Baturaja Barat
Baturaja Timur
Semidang Aji
Lubuk Batang
Muarajaya
Sosoh Buay Rayap
Peninjauan
Lengkiti
Sinar Peninjauan
Kedaton Peninjauan Raya
Lubuk Raja
Ulu Ogan
Menurut Absan, total peserta yang telah terdaftar dan mengikuti kegiatan di sekolah lansia ini mencapai sekitar 500 orang. Mereka terdiri dari warga lanjut usia yang berusia antara 60 hingga 80 tahun.
"Program ini bukan sekadar kegiatan rutinitas, tetapi benar-benar menjadi wadah edukasi dan pembinaan bagi lansia agar tetap sehat, produktif, dan mandiri," jelas Absan.
Tujuh Dimensi Pembelajaran Lansia
Sekolah Lansia Tangguh dirancang dengan pendekatan holistik, yang mencakup tujuh dimensi penting guna mendukung kesejahteraan fisik, mental, dan sosial para peserta. Ketujuh dimensi tersebut meliputi:
Spiritual – Pembinaan kerohanian dan nilai keagamaan.
Intelektual – Peningkatan pengetahuan dan keterampilan.
Fisik – Pembelajaran dan latihan untuk menjaga kebugaran.
Emosional – Pembinaan kesehatan mental dan pengendalian emosi.
Sosial Kemasyarakatan – Kegiatan sosial untuk menjaga koneksi antar individu dan masyarakat.
Profesional dan Vokasional – Pembekalan keterampilan praktis agar lansia tetap produktif.
Lingkungan – Edukasi tentang pelestarian dan keterlibatan dalam menjaga lingkungan sekitar.
Kegiatan di Sekolah Lansia ini berlangsung dalam 12 sesi pertemuan selama enam bulan. 
Setiap sesi mengusung tema berbeda yang dikemas secara interaktif, mulai dari penyuluhan kesehatan, pelatihan keterampilan ringan, senam lansia, diskusi kelompok, hingga kajian keagamaan.
Memberi Makna dan Harapan bagi Lansia
Absan menegaskan bahwa program ini memiliki dampak nyata terhadap kehidupan para lansia. Mereka tidak hanya mendapatkan pembelajaran, tetapi juga merasa kembali dihargai dan diberdayakan di tengah masyarakat.
"Dengan adanya sekolah lansia ini, para peserta menjadi lebih percaya diri, aktif dalam kegiatan sosial, dan lebih sehat secara fisik maupun mental. Harapannya, ini bisa menjadi model pengembangan kualitas hidup lansia di kabupaten lain," ungkapnya.
Pemerintah daerah melalui DPPKB OKU juga terus menggandeng berbagai pihak, seperti kader posyandu lansia, Puskesmas, tokoh masyarakat, dan organisasi keagamaan untuk menyukseskan program ini.
Di masa mendatang, DPPKB OKU menargetkan agar seluruh kecamatan, termasuk Kecamatan Pengandonan, segera membentuk Sekolah Lansia Tangguh. 
Selain itu, kualitas kurikulum dan metode pembelajaran akan terus disempurnakan agar lebih relevan dengan kebutuhan lansia di era modern.
“Ini adalah bagian dari komitmen kita dalam menyongsong Indonesia sebagai negara dengan penduduk usia lanjut yang sehat, mandiri, aktif, dan sejahtera,” pungkas Absan. (***)



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Maroko
Top