Musi Online https://musionline.co.id 09 August 2025 @16:07 53 x dibaca 
TNI AD Siap Tambah 100 Batalyon dan 20 Brigade Baru, Rekrutmen Tamtama dan Bintara Segera Dibuka.
Musionline.co.id, Jakarta - Modernisasi dan penguatan postur pertahanan Indonesia kembali mendapat perhatian serius.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) bakal menambah kekuatan besar-besaran dengan membentuk 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) dan 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan (Brigif TP) yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari ujung barat di Sumatera hingga Papua.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, mengungkapkan bahwa rencana penambahan ratusan satuan baru ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan pertahanan wilayah, tetapi juga membuka peluang besar bagi putra-putri bangsa yang ingin mengabdikan diri melalui jalur militer.
“Penambahan ratusan satuan baru ini akan diikuti dengan rekrutmen tamtama dan bintara. Kami sudah menghitung ulang kebutuhan anggaran dan melaporkannya kepada Kementerian Pertahanan untuk memastikan validasi organisasi dan jumlah pasukan yang dibutuhkan,” ujar Kristomei di Jakarta.
Penyebaran Satuan Baru di Seluruh Indonesia
Berdasarkan rencana TNI AD, penyebaran 100 Yonif TP akan diprioritaskan di daerah strategis.
Sumatera akan menjadi wilayah dengan jumlah batalyon terbanyak, yakni 31 satuan, disusul Papua dengan 25 satuan.
Kalimantan mendapatkan 15 satuan, Jawa 14 satuan, Sulawesi 10 satuan, Bali 5 satuan, dan Maluku 5 satuan.
Sementara itu, untuk 20 Brigif TP, enam di antaranya akan dibangun di Sumatera, empat di Papua, tiga di Jawa, tiga di Kalimantan, dua di Sulawesi, satu di Bali–Nusa Tenggara, dan satu di Maluku.
“Penyebaran ini mempertimbangkan faktor geostrategis, potensi kerawanan, serta kebutuhan pertahanan teritorial di masing-masing wilayah,” tambah Kristomei.
Rekrutmen dan Penataan Personel
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa tidak semua personel untuk mengisi satuan baru akan direkrut dari nol.
Sebagian besar posisi strategis akan diisi oleh prajurit berpengalaman yang dipindahkan dari batalyon operasional yang sudah ada.
“Untuk satu batalyon baru, dibutuhkan sekitar 400–500 personel. Namun, pengisian tidak seluruhnya dari rekrutmen baru. Kami juga melakukan penataan dan redistribusi personel, terutama untuk posisi komandan regu, komandan peleton, dan komandan kompi, yang akan diisi oleh prajurit berpengalaman,” ujar Wahyu.
Menurutnya, metode ini bertujuan agar personel baru yang direkrut dapat belajar langsung dari seniornya yang telah memiliki jam terbang tinggi di lapangan.
Wahyu menegaskan bahwa langkah penambahan ratusan satuan baru ini didasari kebutuhan nyata. Rasio kekuatan personel TNI AD saat ini dinilai belum ideal jika dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia dan jumlah penduduk yang harus dilindungi.
“Indonesia memiliki wilayah sangat luas dengan beragam tantangan keamanan. Penambahan satuan ini adalah bentuk adaptasi terhadap kebutuhan pertahanan di masa depan, sekaligus antisipasi terhadap potensi ancaman,” ujarnya.
Selain itu, penambahan satuan baru juga diharapkan dapat memperkuat kehadiran TNI AD di daerah-daerah terpencil dan perbatasan, sehingga fungsi pembinaan teritorial dan pengamanan wilayah dapat berjalan lebih optimal.
Baik Kristomei maupun Wahyu sama-sama menekankan bahwa penambahan satuan ini telah melalui perencanaan matang dan perhitungan anggaran yang detail.
“Tidak ada langkah yang diambil tanpa mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas. Kami memastikan semua sesuai prosedur dan mampu memberikan manfaat maksimal bagi pertahanan negara,” tutup Wahyu.
Rencana ini menjadi sinyal kuat bahwa TNI AD terus berupaya memperkuat postur pertahanan nasional, baik melalui penambahan unit, peningkatan kualitas personel, maupun modernisasi perlengkapan tempur.
Dengan langkah ini, kehadiran TNI AD di seluruh pelosok Tanah Air diharapkan semakin kokoh, siap menghadapi berbagai tantangan keamanan, dan selalu setia menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (***)
0 Komentar