Musionline.co.id, Jakarta - Resiko kematian ibu dan bayi masih menjadi permasalahan di berbagai negara salah satunya di Indonesia. Faktor resiko persalinan terjadi mulai fase sebelum dan saat kehamilan. Lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit. Hal inilah yang melatarbelakangi pelaksanaan peringatan Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2021 yang mengusung tema safe maternal and newborn care.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi serta berkomitmen dalam mewujudkan layanan ibu dan bayi yang aman terutama pada masa pandemi Covid-19.
Dilansir laman resmi Kemenkes, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya memaparkan, bahwa pandemi ini menyebabkan kurangnya aktivitas kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas di Indonesia, untuk secara rutin memonitor kondisi kesehatan ibu dan anak. Ia menambahkan, jumlah kematian ibu dan anak pada masa pandemi ini perlu menjadi perhatian bersama.
''Kami menyadari bahwa, harus segera kita kembalikan fokus bukan hanya menangani Covid-19 tapi fokus untuk terus meningkatkan layanan bagi seluruh ibu dan anak Indonesia dimanapun mereka berada,'' terang Menkes saat peringatan Hari Keselamatan Sedunia 2021 di RSAB Harapan Kita Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Dalam merespon hal tersebut, tahun depan Kemenkes akan meningkatkan tiga langkah baru, yaitu meningkatkan cakupan imunisasi, meningkatkan jumlah kunjungan Antenatal Care (ANC), juga memastikan infrastruktur USG siap di setiap Puskesmas. Hal ini adalah usaha-usaha konkrit pemerintah untuk memastikan tingkat kematian ibu dan anak bisa dikurangi secara drastis.
''Kami akan meningkatkan jumlah vaksin yang akan kita berikan dari 11 menjadi 14, termasuk didalamnya vaksin PCV, HPV dan Rotavirus yang bisa meningkatkan kekebalan anak kita dari penyakit pneumonia dan juga diare,'' tegasnya.
Selain itu, meningkatkan perlindungan kepada ibu di seluruh Indonesia, salah satunya dari penyakit kanker serviks. Pemerintah juga sudah memutuskan akan meningkatkan Antenatal Care (ANC) dari 4 menjadi 6, dan dua diantaranya harus kunjungan bertemu dengan doker. Dengan demikian, dapat memonitor kondisi kesehatan calon bayi agar bisa memastikan anak lahir dengan sehat dan bisa menjadi generasi penerus bangsa.
Kemenkes juga telah meluncurkan program agar seluruh Puskesmas dapat memiliki alat ultrasonografi (USG), sehingga dalam pemeriksaan di tingkat Puskesmas sudah dapat mengamati kondisi janin di dalam kandungan ibu sebelum masa lahirnya tiba, untuk memastikan ada tidaknya komplikasi yang harus segera ditangani di fasyankes.
Dalam rangka memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia tahun 2021, pihaknya ingin mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam mewujudkan layanan ibu dan bayi yang aman agar dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi sesuai program prioritas nasional.
Menkes berpesan bahwa sudah menjadi tugas seluruh masyarakat untuk memastikan bahwa anak cucu kita hidup jauh lebih siap di masa yang akan datang, dibandingkan yang ada pada saat ini.
''Mari kita perbaiki layanan kesehatan bagi ibu dan anak di seluruh Indonesia. Semoga generasi Indonesia saat ini bisa lebih baik dari sebelumnya dan generasi yang akan datang akan jauh lebih baik dari generasi saat ini,'' tutupnya. (***)