Musi Online https://musionline.co.id 30 May 2025 @17:54 13 x dibaca 
Indonesia Resmi Umumkan Kesiapan Ekspor Beras ke Malaysia dan Negara ASEAN Lainnya.
Musionline.co.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan kesiapan untuk mengekspor beras ke Malaysia dan sejumlah negara anggota ASEAN lainnya.
Keputusan ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka memperkuat kerja sama regional sekaligus menunjukkan ketahanan pangan Indonesia yang semakin membaik.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan kabar tersebut dalam acara syukuran atas tercapainya cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 4 juta ton.
Ia menyatakan bahwa ekspor beras ke Malaysia menjadi langkah awal untuk membuka akses ekspor ke negara-negara ASEAN lain.
“Arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto), kalau negara sahabat, negara tetangga apalagi, butuh beras, akan kami siapkan,” ujar Menteri Amran di Jakarta, Jumat (30/05/2025).
Namun, Amran menegaskan bahwa ekspor beras tidak akan dilakukan sembarangan.
Pemerintah akan tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sebelum membuka kran ekspor secara luas.
“Pasti, pasti prioritas di dalam negeri dahulu,” tegasnya.
Ekspor Beras Dimulai dari Malaysia, Kalimantan Barat Jadi Pintu Masuk
Rencana ekspor beras ke Malaysia telah dikembangkan melalui skema business-to-business (B-to-B).
Volume ekspor yang direncanakan mencapai 2.000 ton per bulan atau sekitar 24.000 ton per tahun.
Lokasi pengiriman akan dimulai dari daerah yang paling dekat dengan Malaysia, yakni Kalimantan Barat.
“Kami berencana kirim dari yang terdekat (dengan Malaysia), dari Kalimantan Barat,” ungkap Menteri Amran.
Sementara itu, untuk waktu pelaksanaan ekspor perdana, Menteri Amran mengatakan bahwa hal tersebut akan ditentukan langsung oleh pelaku usaha yang terlibat dalam kerja sama perdagangan antarnegara tersebut.
Dukungan Presiden Prabowo Subianto dan Respons Malaysia
Sinyal positif untuk ekspor beras ini sudah diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyatakan bahwa Presiden telah memberikan lampu hijau untuk ekspor komoditas strategis tersebut, menyusul komunikasi intensif dengan pihak Malaysia.
“Komunikasi sudah dilakukan dengan pengusaha Malaysia. Mereka menyampaikan minat untuk mengimpor beras dari Indonesia sebesar 2.000 ton per bulan,” ujar Sudaryono.
Ia menambahkan, permintaan tersebut akan disesuaikan dengan kapasitas produksi dan stok beras nasional.
Saat ini, semua keputusan teknis tinggal menunggu langkah konkret dari pihak Malaysia, mengingat pemerintah Indonesia sudah menyatakan kesiapan.
Stok Aman: 4 Juta Ton Beras, Bukti Ketahanan Pangan Nasional
Data per Jumat, 30 Mei 2025 pukul 11.38 WIB, menunjukkan bahwa serapan beras oleh Bulog telah mencapai 2.407.863 ton, dengan total cadangan stok beras nasional mencapai 4.001.279 ton.
Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam sejarah modern ketahanan pangan Indonesia.
Angka ini menjadi dasar kuat bagi pemerintah untuk mulai mengekspor beras tanpa mengganggu kebutuhan dalam negeri, apalagi saat menjelang musim panen raya.
Langkah ekspor ini dinilai sebagai sinyal bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi negara pengimpor beras, tetapi telah bertransformasi menjadi eksportir beras yang berdaya saing di pasar regional.
Potensi Ekspor Beras Indonesia ke Negara ASEAN Lain
Setelah Malaysia, sejumlah negara ASEAN lainnya juga berpeluang menjadi tujuan ekspor beras Indonesia.
Negara-negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Timor Leste menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan beras dari negara lain.
Dengan stabilnya produksi nasional serta sistem logistik yang mulai membaik, Indonesia berpeluang besar mengisi kekosongan pasar di kawasan tersebut.
Hal ini tentunya membawa dampak positif, baik dari sisi ekonomi nasional, peningkatan nilai tukar petani, maupun diplomasi pangan regional.
Langkah Strategis Menuju Swasembada dan Kedaulatan Pangan
Kebijakan ekspor ini juga tidak lepas dari strategi jangka panjang Kementerian Pertanian dalam mendukung visi besar Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan nasional.
Dengan surplus produksi, Indonesia kini memiliki daya tawar yang lebih tinggi di pasar internasional.
Pemerintah juga memastikan bahwa harga beras dalam negeri tetap stabil, serta distribusi ke wilayah-wilayah rentan pangan tetap menjadi prioritas utama.
Menteri Amran menyampaikan bahwa ekspor juga bisa menjadi solusi untuk menyeimbangkan harga di tingkat petani agar tetap menguntungkan.
Sebab, saat stok beras melimpah dan tidak segera disalurkan, harga gabah di tingkat petani cenderung turun.
Peluang Ekonomi Baru Bagi Petani dan Pengusaha Beras
Program ekspor beras tidak hanya menjadi peluang bagi negara, tapi juga membuka potensi ekonomi baru bagi petani, pengusaha penggilingan padi, dan pelaku UMKM di sektor pertanian.
Dengan sistem ekspor berbasis B-to-B, pelaku usaha akan terdorong untuk meningkatkan kualitas dan standar beras agar dapat bersaing di pasar global.
Hal ini dipandang sebagai langkah strategis yang dapat mendorong modernisasi sektor pertanian Indonesia, sejalan dengan penguatan ekosistem pertanian digital, akses modal, dan sistem logistik nasional.
Indonesia Naik Kelas sebagai Eksportir Pangan ASEAN
Keputusan Indonesia untuk mengekspor beras ke Malaysia menjadi langkah awal transformasi besar dalam sektor pertanian nasional.
Dengan stok beras nasional yang mencapai 4 juta ton dan adanya arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, Indonesia siap menunjukkan peran barunya sebagai penyuplai pangan di kawasan ASEAN.
Namun, keberhasilan ekspor beras ini tetap memerlukan keseimbangan dan kehati-hatian agar kebutuhan dalam negeri tidak terganggu.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menegaskan bahwa kepentingan rakyat Indonesia tetap menjadi prioritas utama.
Langkah ini sekaligus membuka babak baru bagi pertanian Indonesia: dari negara importir menjadi eksportir pangan strategis di kawasan. (***)
0 Komentar