Musi Online https://musionline.co.id 02 July 2025 @18:26 11 x dibaca 
Kasus DBD Capai 461 di Palembang Selama Semester Pertama 2025, Dinkes Terus Gencarkan Program 3M.
Musionline.co.id, Palembang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mencatat sebanyak 461 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi selama periode Januari hingga Juni 2025.
Meski jumlah tersebut terbilang cukup tinggi, namun tren kasus DBD di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini menunjukkan penurunan pada tiap bulannya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan, mengungkapkan pihaknya terus memantau perkembangan kasus DBD yang menjadi salah satu penyakit endemis di wilayah tersebut.
“Selama enam bulan pertama 2025 ini, kami mencatat ada total 461 kasus DBD. Namun jika dilihat trennya, terjadi penurunan kasus setiap bulannya,” ujar Yudhi saat ditemui di Palembang, Rabu (2/7/2025).
Rinciannya, pada Januari terdapat 87 kasus, Februari 74 kasus, Maret 81 kasus, April 96 kasus, Mei 68 kasus, dan Juni turun menjadi 55 kasus. Menurut Yudhi, meski jumlah kumulatifnya masih ratusan, penurunan secara bulanan ini menjadi sinyal positif, hasil dari kerja keras lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat.
Imbau Warga Rutin Lakukan 3M
Untuk terus menekan angka kasus DBD, Dinkes Palembang kembali mengingatkan warga agar senantiasa melaksanakan gerakan 3M, yakni:
Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, drum, atau tempayan.
Menutup rapat tempat-tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
“Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penular DBD senang bertelur di tempat penampungan air bersih. Jadi kebersihan lingkungan mutlak diperlukan,” terang Yudhi.
Layanan Fogging Gratis Masih Berjalan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, Fenty Aprina, menyampaikan bahwa pihaknya tetap menyediakan layanan fogging gratis untuk masyarakat yang membutuhkan.
“Kami memiliki tim fogging yang tersebar di 18 kecamatan, bekerja sama dengan puskesmas, kelurahan, hingga RT/RW,” kata Fenty.
Namun Fenty menegaskan, fogging tidak dilakukan sembarangan. Ada prosedur yang harus dilalui, termasuk pemeriksaan lingkungan terlebih dahulu. Jika ditemukan banyak jentik nyamuk di sekitar 20 rumah warga, maka fogging akan dijadwalkan.
“Kami ingin masyarakat paham, fogging bukan solusi utama, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Pencegahan melalui PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) jauh lebih efektif,” jelasnya.
Selain pengasapan, Dinkes Kota Palembang juga terus mendistribusikan Abate ke rumah-rumah warga, terutama yang memiliki tempat penampungan air permanen. Abate berfungsi mematikan jentik nyamuk sehingga siklus hidup Aedes aegypti dapat terputus.
“Kegiatan ini bagian dari gerakan serentak PSN DBD di tingkat kecamatan. Kami juga berkolaborasi dengan camat, lurah, hingga kader jumantik (juru pemantau jentik) untuk memastikan setiap rumah bebas jentik,” ujar Fenty.
Fenty maupun Yudhi kompak meminta masyarakat Kota Palembang untuk tidak lengah, meskipun tren kasus sudah mulai menurun. Apalagi memasuki musim pancaroba dengan intensitas hujan yang tidak menentu.
“DBD ini tidak bisa selesai hanya dengan pemerintah saja. Peran aktif warga menjaga kebersihan lingkungan sangat menentukan,” pungkas Yudhi.
Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan pemerintah kota, diharapkan angka kasus DBD di Palembang pada semester kedua tahun 2025 bisa ditekan lebih rendah lagi.
Masyarakat pun diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala demam tinggi mendadak, nyeri sendi, sakit kepala hebat, dan bintik merah di kulit yang dicurigai sebagai tanda DBD. (***)
0 Komentar