Musi Online https://musionline.co.id 06 July 2025 @20:42 9 x dibaca 
25 Hektare Lahan Hangus, Ogan Ilir Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla.
Musionline.co.id, Ogan Ilir - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui wilayah Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Ogan Ilir.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir pun mengambil langkah tegas dengan menetapkan status siaga darurat karhutla sejak awal Mei 2025 melalui Surat Keputusan (SK) Bupati.
Kebijakan ini ditempuh sebagai bentuk antisipasi atas potensi kebakaran yang diprediksi akan terus meningkat seiring memasuki puncak musim kemarau.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir, Edy Rahmad, mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga awal Juli 2025, total lahan yang terbakar di wilayahnya telah menembus angka 25,65 hektare.
"Data kami mencatat kebakaran terjadi di sembilan lokasi berbeda yang tersebar di sejumlah kecamatan. Umumnya kebakaran terjadi pada sore hingga malam hari," ujar Edy Rahmad kepada awak media, Minggu (6/7/2025).
Menurutnya, pola waktu terjadinya kebakaran ini mengindikasikan adanya aktivitas manusia yang disengaja. Bahkan, BPBD menemukan bukti di lapangan berupa karung pupuk yang tertinggal di area bekas terbakar.
"Ini semakin menguatkan dugaan kami bahwa ada unsur kesengajaan. Biasanya, setelah dibakar, lahan tersebut akan diolah warga untuk ditanami. Padahal membuka lahan dengan cara dibakar sangat membahayakan lingkungan dan melanggar hukum," tegas Edy.
Untuk menindaklanjuti temuan ini, BPBD Ogan Ilir langsung berkoordinasi dengan jajaran Polres Ogan Ilir. Sejumlah lokasi kebakaran pun telah dipasangi garis polisi (police line) guna mencegah adanya upaya pemanfaatan lahan pasca terbakar.
“Kami tidak ingin kejadian ini dianggap biasa. Dengan dipasangnya police line, harapannya masyarakat berpikir ulang untuk memanfaatkan lahan bekas terbakar. Ini juga bagian dari penegakan hukum agar memberi efek jera,” jelas Edy.
Selain penegakan hukum, BPBD Ogan Ilir bersama instansi terkait juga terus melakukan berbagai langkah preventif.
Mulai dari patroli darat secara rutin di wilayah rawan, pemantauan udara dengan drone, hingga edukasi dan sosialisasi ke desa-desa agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
Edy menegaskan bahwa pihaknya sangat mengandalkan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan. Pasalnya, tanpa dukungan warga, penanggulangan karhutla akan sangat sulit dilakukan.
"Kami terus mengimbau agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan. Jangan membuka lahan dengan api, meskipun terlihat lebih mudah dan murah, namun dampaknya jauh lebih besar. Bencana asap dapat merusak kesehatan, mengganggu aktivitas ekonomi, bahkan bisa merenggut nyawa," ujarnya.
Dengan status siaga darurat yang telah ditetapkan, Pemkab Ogan Ilir berharap semua unsur dapat meningkatkan kewaspadaan dan siap bergerak cepat apabila terjadi kebakaran.
Status ini memungkinkan daerah mengerahkan sumber daya lebih luas, termasuk bantuan dari provinsi maupun pemerintah pusat jika dibutuhkan.
Sementara itu, warga di sekitar lokasi kebakaran mengaku khawatir. Rina, salah satu warga di Kecamatan Indralaya Selatan, mengungkapkan sejak beberapa pekan terakhir, bau asap mulai terasa, terutama pada malam hari.
“Kami takut nanti asap makin tebal seperti beberapa tahun lalu. Anak-anak pasti yang paling rentan sakit,” kata Rina.
Bencana karhutla memang menjadi momok tahunan di Sumatera Selatan. Catatan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan dampak kabut asap tidak hanya mengganggu aktivitas belajar dan bekerja, tetapi juga memicu penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Melalui berbagai upaya yang kini digencarkan, BPBD Ogan Ilir berharap bencana ini bisa ditekan seminimal mungkin.
"Keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah yang utama. Mari bersama-sama kita cegah karhutla demi lingkungan yang lebih sehat dan masa depan yang lebih baik," tutup Edy. (***)
0 Komentar