Musi Online | Jelang Kongres Ke-6 PDIP di Bali, Momen Haru Puan dan Prananda Cium Megawati Jadi Simbol Kuat Persatuan Keluarga Soekarno
HDCU
Home        Berita        Nasional

Jelang Kongres Ke-6 PDIP di Bali, Momen Haru Puan dan Prananda Cium Megawati Jadi Simbol Kuat Persatuan Keluarga Soekarno

Musi Online
https://musionline.co.id 01 August 2025 @18:34
Jelang Kongres Ke-6 PDIP di Bali, Momen Haru Puan dan Prananda Cium Megawati Jadi Simbol Kuat Persatuan Keluarga Soekarno
Jelang Kongres Ke-6 PDIP di Bali, Momen Haru Puan dan Prananda Cium Megawati Jadi Simbol Kuat Persatuan Keluarga Soekarno.

Musionline.co.id, Bali – Menjelang digelarnya Kongres Ke-6 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), publik dikejutkan dengan sebuah unggahan emosional yang sarat makna dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani. 
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @puanmaharaniri, Puan membagikan dua foto yang menunjukkan dirinya dan sang kakak, Prananda Prabowo, tengah mencium ibunda mereka, Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Foto yang diunggah sekitar pukul 14.30 WITA pada Kamis (31/07/2025) itu langsung menuai perhatian publik dan para kader PDIP. 
Lokasi pengambilan foto berada di sebuah ruangan yang tampaknya merupakan bagian dari arena Kongres di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali. 
Di ruangan tersebut, terlihat jelas simbol negara Garuda Pancasila, bendera Merah Putih, serta bendera berlambang banteng moncong putih—identitas khas PDIP.
Tak hanya karena momen kehangatan keluarga, unggahan Puan juga dinilai memiliki pesan politik tersirat yang penting, terutama dalam konteks menjelang kongres partai yang strategis ini.
Dalam caption unggahannya, Puan hanya menulis singkat namun penuh makna: "Bismillah." Satu kata yang membuka pintu spekulasi politik bahwa Puan tengah memantapkan langkah dalam arah tertentu, mungkin soal kepemimpinan PDIP pasca-Megawati.
Menariknya, dalam foto tersebut, baik Megawati maupun Prananda tampak menggunakan kalung tanda pengenal Kongres Ke-6 PDIP yang bertema "Satyam Eva Jayate" atau “Kebenaran Pasti Menang”, dengan subtema “Berderap Dalam Satu Rampak Barisan”.
Puan sendiri tidak terlihat mengenakan kalung tanda pengenal, sebuah detail kecil yang memicu spekulasi bahwa ia mungkin memegang peran yang lebih besar di balik layar, atau bahkan akan tampil sebagai figur sentral dalam kongres kali ini.
Kongres PDIP yang digelar pada Jumat (01/08/2025) di BNDCC Bali, dilaksanakan secara tertutup. Hanya kader-kader tertentu yang memiliki akses bisa masuk ke area utama acara. 
Pengamanan pun dilakukan sangat ketat oleh kader-kader PDIP yang telah ditunjuk khusus untuk menjaga eksklusivitas dan kerahasiaan forum elite tersebut.
Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus turut menanggapi momen unggahan Puan ini. Ia menyatakan bahwa potret kebersamaan Puan dan Prananda bersama Megawati adalah simbol kuat bahwa hubungan kakak-adik tersebut tetap harmonis dan solid. 
Hal ini penting mengingat selama beberapa tahun terakhir, isu rivalitas politik dalam keluarga Soekarno, khususnya antara Puan dan Prananda, kerap dimunculkan oleh pihak-pihak luar yang ingin memecah belah kekuatan internal PDIP.
“Foto itu adalah pesan politik yang sangat jelas. Puan dan Mas Prananda dalam posisi bersatu dan menunjukkan loyalitas kepada Ibu Megawati serta partai. Jadi kalau ada yang mencoba memainkan narasi bahwa ada konflik atau persaingan internal, itu jelas tidak berdasar,” ujar Deddy kepada awak media di Bali.
Momen menjelang kongres ini memang menjadi ajang spekulasi terkait regenerasi kepemimpinan di tubuh PDIP. 
Megawati Soekarnoputri, yang telah memimpin partai sejak 1999, disebut-sebut akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada generasi selanjutnya. 
Dua nama yang paling sering disebut sebagai penerus adalah Puan Maharani, cucu biologis Bung Karno yang kini menjabat sebagai Ketua DPR RI, dan Prananda Prabowo, anak Megawati dari pernikahan sebelumnya yang selama ini lebih aktif di bidang strategi partai.
Kongres Ke-6 PDIP ini diperkirakan akan menjadi penentu arah baru partai berlambang banteng tersebut, terutama setelah Pemilu 2024 yang cukup dinamis. 
Kendati PDIP tidak lagi menjadi partai penguasa, eksistensinya sebagai kekuatan besar di parlemen tetap kuat.
Selain isu suksesi kepemimpinan, agenda lain yang dibahas dalam kongres antara lain evaluasi hasil Pemilu 2024, pembaruan struktur organisasi partai, serta konsolidasi menuju Pilkada serentak 2024 dan Pemilu 2029.
Publik kini menanti: apakah momen cium kasih antara Puan, Prananda, dan Megawati adalah simbol transisi kepemimpinan secara damai dan elegan? Ataukah ini sekadar penguatan simbolik bahwa keluarga Soekarno tetap menjadi poros utama PDIP di tengah arus politik nasional yang terus berubah?
Yang pasti, foto itu telah menjadi viral dan memantik diskusi hangat—tidak hanya di kalangan kader PDIP, tapi juga publik luas yang mencermati setiap dinamika di partai politik besar seperti PDIP. (***)



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Maroko
Top