Musionline.co.id, Palembang - Sebagaimana daerah-daerah lain yang memiliki senjata tradisional jenis keris, ternyata Palembang pun memiliki senjata serupa bernama Keris Palembang.
Belakangan diketahui saat digelar seminar sehari mengenai senjata tradisional hasil kajian Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel), jika keris Palembang tidak terlepas akan pengaruh Jawa dan Bugis. Kedua wilayah ini, menjadi identitas Keris Palembang yang berkembang sekitar 1511 masehi.
Letkol Inf Erwinsyah Taufan SH MSi selaku pecinta benda pusaka membenarkan, jika Keris Palembang tak lepas dari pengaruh Jawa dan Bugis. Hal ini dikatakannya, saat mengisi materi terkait pamor dan penggunaan senjata tradisional Sumsel di Museum Negeri Sumsel, Kamis (21/7/2022).
Pria kelahiran Lahat, Provinsi Sumsel yang kini menjabat sebagai Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Kodam II/Swj mengungkapkan, perkembangan budaya keris di Pulau Sumatera, termasuk Palembang, merupakan pengaruh dari Kerajaan Demak di Jawa Tengah.
Menurut mantan Dandim 0406 Lubuklinggau ini, ketika itu Raja Demak kedua, Raden Abdul Qadir atau dikenal Adipati Unus melakukan ekspedisi ke Pulau Sumatera.
Ia melanjutkan, jika hubungan Adipati Unus dengan Kesultanan Palembang sudah cukup baik. Apalqgi saat Adipati Unus ke Malaka (sekitar tahun 1511 masehi), mendapat dukungan penuh dari Kesultanan Palembang dan kerajaan-kerajaan di Sumatera.
Ekspedisi ini, memiliki peran besar terhadap penyebaran keris di Sumatera, Malaka hingga ke Semenanjung Malaya. Penyebaran keris yang paling khas terletak pada bentuk warangka Wulan Tumanggal.
Warangka ini popular di seluruh Sumatera hingga ke Semenanjung Malaya, termasuk Brunei Darussalam dan Thailand Selatan.
Letkol Erwin menjelaskan, selain pengaruh Keris Jawa, keris di Pulau Sumatera juga mendapat pengaruh keris Bugis pada awal abad ke 16. Pengaruh Keris Bugis dilihat dari bentuk mata keris, warangka/sampir, ulu/hulu di Sumatera dan di Palembang.
Pun cara menggunakan keris oleh sebagian besar masyarakat di Sumatera, menyerupai cara menggunakan keris masyarakat Bugis, khususnya pada masyarakat Riau, Palembang, Jambi, Minangkabau dan lainnya.
Salah satu pengaruh Keris Bugis lainnya, dilihat dari bentuk hulu dan warangka yang popular dengan nama Ulu Rekko dan Ulu Ma’bainnang.
Ia menegaskan, agar masyarakat tidak mengaitkan keris dengan dunia mistis. Keris adalah warisan budaya yang dimiliki oleh Indonesia sejak ribuan tahun lalu, dan tetap ada sampai sekarang.
Untuk itulah, ia selalu mengenalkan senjata tradisional ini dengan metode ceramah/seminar.
Prinsipnya, keris bukan hanya senjata, namun bisa menjadi pengetahuan untuk generasi muda mengenai sejarah, budaya dan filosofi. (***)