Musi Online https://musionline.co.id 07 April 2023 @06:55 279 x dibaca Penulis: Monika Sihotang
(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi)
MASA remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju ke fase dewasa, di mana perubahannya dapat dilihat dari sisi psikologis, fisik, dan psikososialnya. Simpelnya, masa remaja merupakan masa pubertas, di mana siapapun yang ada di fase ini biasanya memiliki energi yang meluap-luap luap serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Apalagi, banyak yang menyebut masa remaja sebagai “masa mencari jati diri” sehingga banyak remaja mencoba hal baru untuk memenuhi rasa penasarannya.
Akan tetapi, pada kenyataannya rasa ingin tahu ini tidak terbatas pada hal positif saja, melainkan juga negatif. Hal-hal seperti rokok, narkoba, judi, bahkan seks bebas yang “baru” bagi remaja inilah yang kemudian disebut sebagai kenakalan remaja. Tak jarang, remaja mengaku hanya “iku-ikutan” tren saja agar dirinya dapat diterima di suatu kelompok masyarakat. Belum lagi, kemajuan teknologi yang sangat pesat ini semakin memudahkan remaja untuk mencari tahu sesuatu, salah satunya yang berkaitan dengan kenakalan remaja. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kenakalan remaja yang terus naik dari tahun ke tahun, di mana pada 2022 dilaporkan ada sebanyak 323 kasus kenakalan remaja di Jakarta Selatan.
Artinya, kenakalan remaja ini bukan hal yang bisa dipandang sebelah mata dan harus mendapatkan perhatian khusus. Di sinilah peran orang tua sebagai pengasuh sangat dibutuhkan dalam mencegah remaja terjerumus ke hal-hal buruk. Apalagi, remaja merupakan generasi muda penerus bangsa yang harus dipersiapkan dengan baik sebelum nantinya menjadi “wajah” bagi bangsa Indonesia. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah menjaga agar putra-putrinya tidak salah dalam bergaul.
Sebenarnya, remaja bebas untuk bergaul dengan siapa saja asal mengerti batasan dan pengaruh. Jika suatu kelompok telah memberikan pengaruh yang buruk, remaja diharapkan untuk mampu menghindarinya perlahan-lahan. Akan tetapi, pada kenyataannya, masih banyak remaja yang tidak sadar bahwa perilakunya tersebut berindikasi negatif dan bisa merugikan dirinya sendiri serta orang lain. Orang tua berhak memberikan saran dan nasihat apabila muncul gerak-gerik negatif dari anaknya.
Cara orang tua memberi nasihat ini juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Orang tua diharapkan mampu mengontrol emosinya dan tidak menunjukkan emosi yang negatif saat berhubungan dengan anak. Sebab, hal tersebut berhubung dengan penerimaan anak, di mana tak jarang remaja berpikir bahwa orang tua mereka tidak sayang pada mereka karena marah. Padahal, kemarahan orang tua bisa saja merupakan bentuk kasih sayang mereka, yang kemudian disalahartikan oleh remaja. Oleh karena itu, harapannya adalah agar orang tua mampu mengontrol tempramennya dan dapat memperingatkan remaja dengan bijak ketika sedang dalam suatu permasalahan.
Selanjutnya yang merupakan kunci penting dalam mencegah remaja untuk tidak terjerumus ke pergaulan bebas adalah dengan perhatian. Sebagian besar pernyebab kenakalan remaja adalah kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua, sehingga remaja ingin menunjukkan dirinya pada mereka.
Sebagai orang tua, sudah seharusnya menjaga dan memperhatikan anaknya yang merupakan anugerah dari Tuhan. Perhatian kecil seperti komunikasi yang rutin saja sudah mampu menyenangkan hati remaja, apalagi adanya apresiasi atau pujian yang diberikan. Adanya komunikasi akan membuat orang tua dan anak menjadi lebih dekat dan lebih mengetahui aktivitas apa saja yang akan dilakukan anaknya, termasuk dengan siapa saja ia bergaul. Dengan itu, anak akan menjadi lebih terbuka dan mau menceritakan apa saja yang ia alami, baik itu pengalaman yang baik, maupun yang buruk.
Pada dasarnya, remaja merupakan masa di mana sosok anak yang awalnya masih dianggap kecil bertransisi menjadi sosok dewasa. Di masa inilah remaja memiliki semangat dan keingintahuan yang membara. Oleh karena itu, agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan yang buruk, orang tua harus memiliki strategi yang baik dalam mendidik anaknya. Apalagi, anak merupakan titipan dari Tuhan, sehingga sudah tanggung jawab sebagai orang tua untuk mendidik anaknya ke jalan yang baik. Tujuannya adalah agar remaja mampu membedakan mana yang baik dan buruk, serta terhindar dari pergaulan yang menyesatkan
0 Komentar