Musi Online https://musionline.co.id 17 May 2025 @20:49 44 x dibaca 
Dua Kubu PWI Sepakat Kongres Persatuan dan Digelar Paling Lambat Agustus 2025.
Musionline.co.id, Jakarta - Setelah hampir setahun lamanya terbelah dalam dua kepengurusan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akhirnya mencapai titik terang menuju rekonsiliasi.
Dua tokoh sentral dalam polemik internal PWI, yakni Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang, menyepakati jalan damai dengan menggagas Kongres Persatuan yang akan diselenggarakan paling lambat 30 Agustus 2025 di Jakarta.
Langkah ini menjadi momentum bersejarah bagi organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia tersebut, yang sempat mengalami stagnasi akibat dualisme kepemimpinan.
Akhir Sebuah Konflik: Dari Bandung ke Jakarta
Konflik internal di tubuh PWI bermula ketika Hendry Ch Bangun terpilih sebagai Ketua Umum PWI dalam Kongres di Bandung pada 27 September 2023.
Namun, tak berselang lama, gejolak internal mencuat. Sejumlah pengurus dan anggota merasa tidak puas dengan berbagai kebijakan dan dinamika internal yang berkembang.
Ketidakpuasan itu kemudian memuncak pada pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) di Jakarta, 18 Agustus 2024.
KLB tersebut secara aklamasi memilih Zulmansyah Sekedang sebagai Ketua Umum yang baru.
Sejak saat itu, dualisme kepengurusan pun tak terhindarkan, membuat roda organisasi PWI berjalan dalam ketidakpastian.
Berbagai upaya mediasi telah dilakukan oleh tokoh-tokoh pers dan senior PWI, namun belum berhasil menyatukan dua kubu hingga Jumat malam, 16 Mei 2025, negosiasi menentukan akhirnya terjadi.
"Kesepakatan Jakarta": Dokumen Damai Dua Kubu
Pertemuan bersejarah itu berlangsung di Jakarta dengan difasilitasi oleh Dahlan Dahi, anggota Dewan Pers yang juga dikenal sebagai jurnalis senior dan mediator yang disegani.
Negosiasi berlangsung intens selama hampir empat jam, langsung antara Hendry dan Zulmansyah, tanpa perwakilan atau perantara lain.
Perdebatan sempat memanas pada beberapa poin, namun atmosfer rekonsiliasi tetap dijaga, bahkan sesekali diselingi tawa yang menandakan semangat kekeluargaan.
Akhirnya, kesepakatan damai dituangkan dalam dokumen resmi yang diberi nama "Kesepakatan Jakarta", ditandatangani oleh kedua tokoh dan saksi, Dahlan Dahi.
Dokumen tersebut ditandatangani di atas materai, dibuat dalam tiga rangkap, dan menjadi pedoman bersama hingga Kongres digelar.
Isi Kesepakatan: Kongres, Panitia Bersama, dan Hak-hak
Beberapa poin penting dalam Kesepakatan Jakarta antara lain:
Penyelenggaraan Kongres Persatuan PWI paling lambat 30 Agustus 2025 di Jakarta.
Pembentukan panitia bersama, terdiri dari:
Organizing Committee (OC): Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan 4 Anggota.
Steering Committee (SC): Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, dan dua anggota untuk bidang persidangan, pendanaan, serta akomodasi.
Setiap anggota biasa PWI berhak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PWI tanpa halangan administratif yang bersumber dari konflik sebelumnya.
Penyelesaian semua isu administratif dan teknis yang belum disepakati, sebelum pelaksanaan Kongres.
Dengan dokumen ini, kedua pihak menegaskan bahwa langkah ke depan harus ditempuh dalam semangat persatuan, persaudaraan, dan keikhlasan, sesuai dengan nama organisasi: Persatuan Wartawan Indonesia.
Suara Kedua Tokoh: Optimisme Baru untuk PWI
Dalam pernyataan terpisah, baik Hendry maupun Zulmansyah mengekspresikan rasa syukur dan optimisme atas tercapainya kesepakatan damai tersebut.
"Semua harus melihat ke depan dengan semangat persatuan. Ini semua untuk mengembalikan PWI yang sempat tertahan program kerjanya akibat perpecahan selama setahun," kata Hendry Ch Bangun.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan program peningkatan kompetensi dan kapasitas anggota, terutama karena PWI saat ini memiliki sekitar 30.000 anggota tersebar di 39 provinsi, dengan sekitar 20.000 di antaranya bersertifikat.
Sementara itu, Zulmansyah juga menyambut hangat kesepakatan damai ini.
"Ini hasil yang luar biasa. Ini sejarah untuk PWI. Semoga PWI kembali guyub dan bersatu sesuai namanya, baik di pusat maupun di daerah," ujar Zulmansyah Sekedang, penuh harap.
Mediator Dahlan Dahi: "Dua Sosok Besar yang Ingin Persatuan"
Dahlan Dahi, yang bertindak sebagai mediator, memuji kebesaran hati dua tokoh PWI tersebut.
Ia menyebut bahwa meski masing-masing kukuh pada prinsipnya, namun keduanya memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap organisasi dan profesi wartawan Indonesia.
"Bang Hendry dan Bang Zul adalah dua tokoh besar yang menunjukkan kedewasaan luar biasa. Dari awal, semangatnya adalah persahabatan, bukan permusuhan," kata Dahlan.
Dahlan juga mengungkap bahwa sebelum pertemuan langsung digelar, ia telah menjalin komunikasi intens melalui telepon dan berdiskusi dengan sejumlah tokoh senior PWI guna menyusun kerangka rekonsiliasi yang solid.
Menuju Kongres yang Demokratis dan Solid
Dengan kesepakatan ini, maka dualisme kepemimpinan PWI secara prinsip telah dihentikan.
Kini, semua mata tertuju pada Kongres Persatuan yang akan menentukan arah PWI ke depan.
Semua anggota PWI di seluruh Indonesia diharapkan dapat bersatu, menjaga netralitas, dan ikut serta secara aktif dalam menyukseskan Kongres.
Kongres ini juga diharapkan menjadi momentum untuk menyusun ulang fondasi organisasi, memperkuat profesionalisme wartawan, dan menjawab tantangan era digital yang semakin kompleks.
Kembali bersatunya PWI bukan hanya penting bagi anggotanya, tetapi juga untuk dunia jurnalistik Indonesia secara keseluruhan.
Sebab PWI memiliki peran historis dan strategis dalam menjaga kemerdekaan pers, etika jurnalistik, dan membela kepentingan profesi wartawan sejak era perjuangan kemerdekaan hingga hari ini. (***)
0 Komentar