Musi Online | Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN 2025 Tembus Rp 662 Triliun, Tertinggi dalam Sejarah, Ini Penyebabnya
Korpri
Home        Berita        Nasional

Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN 2025 Tembus Rp 662 Triliun, Tertinggi dalam Sejarah, Ini Penyebabnya

Musi Online
https://musionline.co.id 02 July 2025 @18:14
Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN 2025 Tembus Rp 662 Triliun, Tertinggi dalam Sejarah, Ini Penyebabnya
Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN 2025 Tembus Rp 662 Triliun, Tertinggi dalam Sejarah, Ini Penyebabnya.

Musionline.co.id, Jakarta - Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dipastikan akan semakin berat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan memprediksi defisit APBN pada tahun depan akan menembus angka Rp 662 triliun, yang menjadi rekor defisit tertinggi dalam era transisi sejarah keuangan Indonesia, baik dari sisi nilai maupun persentase terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dalam paparannya di hadapan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Selasa (1/7/2025), Menkeu Sri Mulyani menjelaskan bahwa defisit APBN 2025 diperkirakan mencapai 2,78 persen dari PDB, lebih lebar dibandingkan dengan target awal yang hanya 2,53 persen dari PDB atau setara Rp 616 triliun.
“(Outlook) defisit totalnya di Rp 662 triliun menjadi 2,78 persen dari PDB. Dari jumlah ini lebih lebar dibandingkan APBN awal,” ujar Sri Mulyani.
Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara pendapatan negara yang melambat dengan belanja negara yang justru melonjak.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan penerimaan negara hanya akan mencapai Rp 2.865 triliun, atau di bawah target sebesar Rp 3.005 triliun. Sementara di sisi lain, belanja negara diperkirakan tetap tinggi pada angka Rp 3.527 triliun sepanjang 2025.
Ditambal Utang dan SAL
Untuk menutup pelebaran defisit ini, pemerintah tidak hanya mengandalkan penerbitan utang baru dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), tetapi juga akan memanfaatkan Sisa Anggaran Lebih (SAL) dari tahun-tahun sebelumnya.
Sri Mulyani telah mengajukan permohonan kepada DPR RI untuk menggunakan SAL sebesar Rp 85,6 triliun. Ia menegaskan bahwa penggunaan SAL ini penting untuk membantu mengurangi ketergantungan pada pembiayaan melalui utang.
“Kami akan meminta persetujuan DPR menggunakan sisa anggaran lebih Rp 85,6 triliun sehingga kenaikan defisit tidak harus dibiayai semua dengan penerbitan surat utang,” ungkapnya.
Sebagai informasi, SAL pemerintah pada akhir tahun anggaran 2024 tercatat cukup besar yakni mencapai Rp 457,5 triliun. 
Pemanfaatan sebagian dari saldo ini dinilai strategis untuk mendukung pembiayaan defisit, menutup berbagai kewajiban pemerintah, dan memastikan belanja prioritas tetap berjalan tanpa menambah beban utang yang terlalu besar.
Strategi Kurangi Tekanan Fiskal
Dengan memanfaatkan SAL, pemerintah berharap dapat menjaga keseimbangan fiskal di tengah tantangan penerimaan negara yang sulit digenjot. Kebijakan ini juga diharapkan dapat menekan laju penerbitan SBN sehingga mengurangi tekanan terhadap pasar keuangan domestik.
“Dengan penggunaan SAL, ini akan membantu menjaga keseimbangan fiskal dan mengurangi tekanan terhadap pembiayaan melalui surat berharga negara,” imbuh Sri Mulyani.
Namun demikian, tingginya defisit ini menjadi perhatian serius. Apalagi dengan tren kenaikan bunga global, beban bunga utang Indonesia diperkirakan juga akan meningkat. Ini menjadi PR besar bagi pemerintah untuk memastikan fiskal tetap sehat, menjaga kepercayaan investor, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sejumlah ekonom mengingatkan agar pemerintah mulai merancang program optimalisasi penerimaan pajak serta efisiensi belanja agar beban APBN tidak terus melebar. Di sisi lain, berbagai program strategis nasional harus tetap dijaga agar tidak menghambat pembangunan dan pelayanan publik.
Ke depan, masyarakat akan terus memantau bagaimana strategi pemerintah menutup defisit tanpa menimbulkan masalah baru bagi APBN maupun perekonomian nasional. (***)



Tinggalkan Komentar Anda


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



0 Komentar

Maroko
Top