Musi Online https://musionline.co.id 01 March 2022 @20:27 694 x dibaca (foto : DM Disbudpar)
Kota Palembang banyak menyimpan kisah sejarah dan bangunan saksi bisu keberadaan Kesultanan Palembang. Salah satunya adalah bangunan sejenis gerbang atau pintu, dikenal dengan sebutan Lawang Borotan yang merupakan bagian dari bangunan Keraton Benteng Kuto Besak (BKB). Lawang Borotan terletak persis di samping Kantor Wali Kota (Wako) Palembang.
Lawang Borotan artinya pintu belakang atau gerbang bagian belakang Keraton Benteng Kuto Besak. Gerbang ini merupakan saksi bisu kepergian Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II dari BKB menuju ketempat pengasingan di Ternate. Ketika itu SMB II dikeluarkan Belanda dari Keraton Benteng Kuto Besak untuk dibawa ke Batavia menuju tempat pengasingan di Ternate melalui Lawang Borotan ini.
Menurut catatan sejarah, Lawang Borotan dibangun sekitar tahun 1780 di era SMB I. Lawang Borotan menjadi akses keluar masuknya SMB II jika hendak menuju kediaman Adipati Tua di Sungai Sekanak. Lawang ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang yang memerintah tahun 1550-1823.
Pada tahun 1821 Keraton BKB diserang penjajah kolonial Belanda. Kemudian SMB II dan keluarganya diasingkan ke Ternate, ini menandai berakhirnya era Kesultanan Palembang.
Konon ceritanya, pengasingan dilakukan Belanda untuk melemahkan Kesultanan dan mengakhiri perlawanan.
Lawang Borotan adalah salah satu bukti sejarah dan merupakan objek wisata di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Lawang Borotan terdiri dari dua pilar atau semacam tiang besar dan dua daun pintu dari kayu yang tebal.Tinggi daun pintunya sekitar empat meter yang terlihat sangat kuat dan berat. Baik bangunan beton maupun daun pintu semuanya masih asli. (DM Disbudpar)
0 Komentar